Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi Digital dan Kecerdasan Buatan Hanya Ancaman buat Pekerjaan Manusia?

Kompas.com - 20/09/2019, 18:15 WIB
Palupi Annisa Auliani,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

 

Untuk aplikasi, Huawei akan mengembangkan ekosistem dan membantu para pengembang aplikasi untuk membuat lebih banyak berkarya bagi beragam komunitas dan industri.

Soal kemampuan menggunakan teknologi (skill), Huawei berjanji terus menggandeng pemerintahan, komunitas, dan berbagai sektor lain untuk meningkatkan skill digital masyarakat.

“Kita harus punya tujuan yang jelas jika kita ingin menebar yang kita miliki untuk menciptakan nilai,” tegas Ken.

Wujud nyata dari inisiatif tersebut, Huawei telah berkontribusi di bidang kesehatan, dengan memanfaatkan teknologi untuk mempermudah akses bagi lebih banyak orang ke sumber daya kesehatan yang lebih baik.

Di bidang pendidikan, Huawei mendorong dan membantu mewujudkan penggunaan teknologi bagi perempuan dan remaja yang selama ini tidak cukup mendapatkan akses pendidikan apalagi teknologi seperti di Bangladesh.

Adapun terkait pembangunan, inisiatif Tech4All berwujud upaya menghilangkan kesenjangan di beragam sektor, bisnis, wilayah, dan kelompok. Demikian pula soal lingkungan hidup, Huawei memberikan kesempatan kepada lembaga nirlaba untuk lebih efisien dalam melindungan dan melakukan konservasi lingkungan menggunakan bantuan teknologi.

Dalam sesi Tech4All di Huawei Connect 2019, di antara para pelaku yang hadir adalah dokter dan startup yang bisa merancang algoritma pendeteksi kelainan mata pada anak-anak.

Bekerja di Spanyol, DIVE dan IIS Aragon digandeng Huawei untuk membuat aplikasi berbasis kecerdasan buatan yang dapat mendeteksi sedini mungkin kelainan mata pada anak, baik untuk membantu kualitas hidup anak-anak ini maupun untuk menyelamatkan nyawa mereka akibat kelainan yang dibawa sejak lahir tersebut.

“Aplikas ini disebut Track AI, bekerja di ponsel Huawei P30. Orangtua yang terlatih pun dapat memakai aplikasi ini untuk mendeteksi kelainan mata pada anaknya laiknya dokter ahli. Pendekatan ini lebih cepat, sederhana, dan efisien, dengan benefit yang diperkirakan dapat menyelamatkan 19 juta kasus kelainan mata pada anak,” ungkap Ken.

Lalu, ada juga aktivis lingkungan yang merakit ponsel dan catu daya berbasis surya untuk memantau bebunyian di hutan untuk mendeteksi illegal logging. Organisasi yang digandeng adalah Rainfores Connection (RFCx). Pengembangan bersama Huawei membuat aplikasi dan alat rakitan RFCx dapat mengenali bunyi gergaji yang sedang memotong pepohonan dan truk pengangkut batangan kayu ilegal.

“Tahun depan, ada 6.000 kilometer persegi hutan tropis dapat ikut mendapat benefit dari upaya ini,” ungkap Ken.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com