Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WIKA Incar Proyek Infrastruktur di Nigeria

Kompas.com - 02/10/2019, 07:20 WIB
Murti Ali Lingga,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mengincar kerja sama pembangunan proyek infrastruktur di Nigeria. Perusahaan plat merah itu bahkan sudah presentasi di hadapan para delegasi Nigeria.

"Itu tergantung kebutuhan Nigeria (membangun) apa," kata Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya ditemui di Jakarta, Selasa (1/10/2019).

Meski belum tahu persis pembangunan infrastruktur apa yang akan dikerjakan WIKA di negara Afrika bagian barat itu. namun ada indikasi lebih mengarah ke proyek jalan dan jembatan.

Baca juga: WIKA Garap Istana Presiden Niger, Rampung Akhir 2020

Hal ini sesuai tajuk pertemuan antara Pemerintah Indonesia dan Nigeria yakni "Strengthening Indonesia-Nigeria Development Cooperation through Reverse Linkage Program Knowledge Sharing on Road and Bridge Development” di Jakarta, kemarin.

"Kemungkinan seperti itu, kan ini baru pembicaraan awal, tadi kita sudah mempresentasikan kapasitas WIKA. Mereka pasti punya pola sendiri, pengalaman saya di negara-negara Afrika itu memang punya pola untuk perencanaan," tuturnya.

Namun, WIKA masih menunggu pembangunan infrastruktur apa yang dibutuhkan Nigeria. Nantinya kebutuhan itu akan disampaikan ke Indonesia lewat Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional.

Baca juga: Tertarik Bangun Ibu Kota Baru, Bos Wika Gedung Incar Proyek APBN

"Nanti tergantung dari kebutuhan nation development mereka seperti apa, community development seperti apa, nanti program-progaram itu yang akan dibicarakan dengan pemerintah Indonesia," jelasnya.

Selain Wika, BUMN lain juga punya pelaung masuk ke Nigeria. Misalnya saja PT KAI, INKA atau Pertamina. Semua tergantung kebutuhan yang akan disampaikan Pemerintah Nigeria.  

WIKA menilai negara-negera di Afrika sangat menjanjikan untuk digarap dalam hal proyek konstruksi. Apalagi, sejauh ini sumbangan pendapatan WIKA dari proyek mancanegara baru sekitar 9 persen.

Baca juga: Cerita Dirut WIKA yang Punya Bisnis Sapi Beromzet Rp 1,6 Triliun Setahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com