Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Demonstrasi, Perekonomian Hong Kong Menderita

Kompas.com - 08/10/2019, 16:17 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengatakan, saat ini pemerintah tidak memiliki rencana untuk menggunakan kekuatan darurat, di tengah aksi protes yang sering berakhir dengan kekerasan.

Hanya, saat berbicara dalam konferensi pers mingguan, Selasa (8/10/2019), Lam memperingatkan, ekonomi Hong Kong saat ini sangat menderita gara-gara aksi unjuk rasa yang sudah berlangsung empat bulan.

Pusat keuangan Asia ini pun menghadapi resesi pertama dalam satu dekade. Karena itu, Lam mengimbau, pengembang properti dan tuan tanah untuk menawarkan bantuan kepada peritel yang bisnisnya terpukul.

"Selama enam hari pertama Oktober, selama liburan Golden Week, wisatawan yang datang ke Hong Kong merosot lebih dari 50 persen," kata Lam seperti dikutip Reuters via Kontan.co.id, Selasa (8/10/2019).

"Sektor ritel, katering, pariwisata, dan hotel sangat terpukul, dengan sekitar 600.000 orang terkena dampaknya," lanjut dia.

Baca juga : Imbas Unjuk Rasa di Hong Kong, Dana Rp 56,6 Triliun Kabur ke Singapura

Saat mendapat pertanyaan: dalam keadaan apa dia akan meminta bantuan Beijing untuk memadamkan protes? Lam menjawab, Hong Kong harus bisa menemukan solusi sendiri.

"Saya tidak bisa memberi tahu Anda dengan jelas sekarang, dalam keadaan apa kami akan melakukan hal-hal tambahan, termasuk meminta pemerintah pusat (China) untuk membantu," kata Lam.

Sebelumnya, Pemerintah Hong Kong menyatakan, keselamatan publik saat ini dalam ancaman pasca-ketertiban umum "didorong ke ambang situasi yang sangat berbahaya".

Sementara Kepolisian Hong Kong mengutuk keras tindakan para pemrotes yang "melancarkan serangan brutal terhadap warga negara biasa", dalam aksi unjuk rasa akhir pekan lalu yang berujung bentrok.

"Tindakan kekerasan semacam itu sejauh ini melampaui batas-batas moral masyarakat beradab," kata Kepolisian Hong Kong dalam sebuah posting di halaman Twitter resmi mereka, Senin (7/10/2019) seperti dilansir Channelnewsasia.com.

Unggahan itu disertai dengan sebuah video yang memperlihatkan sejumlah pengunjuk rasa anti-pemerintah memukuli orang-orang menggunakan benda, seperti payung dan tiang logam. Banyak dari korban pemukulan yang mengalami luka serius

"Polisi akan dengan tegas menegakkan hukum untuk memulihkan ketertiban umum dan membawa semua pelanggar ke pengadilan," ujar Kepolisian Hong Kong, seraya menambahkan, masyarakat harus melaporkan "tindakan ilegal" apa pun.

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul : Pemimpin Hong Kong: Ekonomi Hong Kong saat ini sangat menderita

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com