Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudiyanto
Direktur Panin Asset Management

Direktur Panin Asset Management salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia.
Wakil Ketua I Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Indonesia periode 2019 - 2022 dan Wakil Ketua II Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Periode 2021 - 2023.
Asesor di Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI) untuk izin WMI dan WAPERD.
Penulis buku Reksa Dana dan Obligasi yang diterbitkan Gramedia Elexmedia.
Tulisan merupakan pendapat pribadi

Memanfaatkan Bulan Baik Investasi Reksa Dana Saham

Kompas.com - 05/11/2019, 09:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com - Sebenarnya secara teori, investasi reksa dana apalagi yang berbasis saham adalah untuk jangka panjang. Oleh karena itu, mau memulai di kapan saja sebenarnya tidak terlalu masalah.

Meski demikian, kadang-kadang ada waktu-waktu tertentu yang memungkinkan bagi investor untuk mendapatkan timing yang tepat sehingga bisa mendapat keuntungan jangka pendek / menengah.

Waktu-waktu tertentu ini saya sebut dengan istilah bulan baik. Kapan bulan baik untuk investasi di reksa dana saham?

Bagi investor, tentu saja bulan baik itu adalah bulan di mana ketika ketika beli dan kemudian jual, selisih harganya positif alias naik.

Window Dressing

Dalam istilah pasar modal, ada suatu fenomena yang dikenal dengan istilah wndow dressing. Dalam konteks investasi reksa dana, istilah window dressing mengacu pada kejadian pada bulan Desember di mana saham selalu mengalami kenaikan.

Apakah fenomena ini juga berlaku di pasar modal Indonesia? Untuk mengujinya, berikut adalah data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bulan Desember dari tahun 2001 hingga 2018.

dok Rudiyanto Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bulan Desember dari tahun 2001 hingga 2018.

 

Baca juga : Suku Bunga Terus Turun, Bagaimana Prospek Reksa Dana Pendapatan Tetap?

Berdasarkan data 18 tahun terakhir, ternyata fenomena window dressing memang terjadi di Indonesia yang dibuktikan bahwa pada bulan tersebut kinerja IHSG tidak pernah negatif.

Artinya, jika investor membeli reksa dana saham di akhir November dan menjualnya di akhir Desember, dengan asumsi kinerjanya sama dengan IHSG, maka akan memperoleh keuntungan.

Return tertinggi yang pernah diterima adalah 12,12 persen, terendah 0,42 persen, sementara rata-rata sebesar 4.42 persen.

Yang menarik adalah baik dalam tahun dimana IHSG naik ataupun turun, bulan Desember selalu naik. Hal ini memang sulit dijelaskan tapi begitulah fakta yang terjadi.

Hanya saja investasi untuk periode 1 bulan memang sangat pendek untuk reksa dana saham, selain itu belum tentu kinerja reksa dana saham sama dengan IHSG.

Sell in May and Go Away

Adalah suatu strategi investasi yang menyarankan bagi investor untuk menghindari saham pada bulan Mei–Oktober dan kembali masuk pada saham pada periode November – April tahun berikutnya.

Hal ini karena asumsi bahwa periode Mei – Oktober, untuk investasi saham lebih banyak didominasi sentimen negatif, sementara pada bulan November – April lebih banyak sentimen positif.

Apakah benar demikian? Berikut ini adalah studi historisnya:

dok Rudiyanto reksa dana november-april

Baca juga : Punya Investasi Reksa Dana? Mainkan Strategi Ini Biar Raup Untung

Berdasarkan pengamatan data IHSG dari tahun 2010, secara historis untuk periode Mei – Oktober tercatat 5 kali membukukan return positif dan 5 kali return negatif termasuk pada tahun 2019 ini. Rata-rata dari return selama bulan Mei – Oktober adalah 1,95 persen.

Kemudian untuk periode baiknya yaitu bulan November hingga April tahun berikutnya, dari 9 tahun pengamatan, 7 kali membukukan return positif dan 2 kali return negatif.

Yang menarik, ketika returnnya negatif, maka hanya rugi nol koma sekian persen. Berbeda dengan periode Mei – Oktober yang bisa negatif belasan persen.

Kemudian rata-rata returnnya adalah 6,92 persen untuk periode 6 bulan. Dengan demikian walaupun tidak pasti, namun bisa dikatakan bahwa bulan November hingga April tahun berikutnya adalah bulan baik bagi investasi reksa dana berbasis saham karena cenderung lebih sering positif.

Bagi investor yang mau memanfaatkannya, bisa masuk pada akhir Oktober 2019 dan menjualnya di Akhir April 2020 nanti.

Bagi yang sudah kelewatan, jika mengacu pada IHSG akhir Oktober 2019 yang sebesar 6228, apabila ada menemukan momen ketika IHSG di bawah angka tersebut, juga bisa dimanfaatkan sebagai momentum untuk masuk.

Perlu diperhatikan bahwa kinerja masa lalu tidak menjadi acuan akan terulang pada masa mendatang. Investasi reksa dana mengandung risiko.

Semoga artikel ini bermanfaat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com