Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Modal Asing ke Indonesia Capai Rp 266 Triliun, Rupiah Stabil

Kompas.com - 27/12/2019, 17:07 WIB
Ade Miranti Karunia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) memastikan nilai tukar rupiah di pasar valuta asing (valas) sepanjang Januari hingga akhir tahun 2019 bergerak stabil. Stabilitas pergerakan rupiah ini dipengaruhi oleh aliran modal asing yang masuk (inflow) ke Indonesia yang mencapai Rp 266 triliun.

"Update mengenai perkembangan pasar valas, alhamdulillah rupiah stabil di sekitar Rp 13.950 terus naik Rp 13.955. Tapi alhamdulillah faktornya, pertama aliran modal asing masuk di tahun 2019 sampai 26 Desember totalnya Rp 226 triliun," ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo, Jakarta, Jumat (27/12/2019).

Adapun rinciannya, terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 171,6 triliun, saham Rp 48,9 triliun, obligasi korporasi Rp 2,9 triliun, dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Rp 2,6 triliun.

Baca juga: Pemerintah Incar Investor Asing Kembangkan 3 Bandara dan Proyek Rel KA

Sementara, aliran modal asing yang masuk selama sepekan terakhir hingga 26 Desember 2019 mencapai Rp 34,7 triliun. Terdiri dari saham Rp 2,53 triliun, SBN Rp 450 miliar, serta SBI Rp 400 miliar. Dari perolehan itu, menunjukkan minat investor terhadap pasar valas di Indonesia masih diminati.

"Jadi itu faktor pertama yang menjaga stabilitas eksternal nilai tukar kita karena aliran modal asing masuk. Dan ini menunjukkan confident, kepercayaan para investor pasar terhadap ekonomi Indonesia, baik kinerjanya maupun prospeknya," katanya.

Dan juga faktor lain yang memperkuat nilai tukar rupiah, melalui kredibilitas atau kebijakan-kebijakan yang ditempuh dari Bank Indonesia maupun pemerintah. Demikian juga, menjaga premi risiko Indonesia yang dinilai rendah.

Baca juga: Edhy Persilakan Investasi Asing di Perikanan, tetapi...

Tercermin dalam premi kredit di pasar spot dan swap untuk Indonesia sebesar 61,01 basis point (bps).

"Ini sangat rendah tidak hanya dalam sejarah Indonesia tetapi juga dibandingkan dengan negara emerging lain sehingga itu menunjukkan bagaimana confident ke Indonesia," ucapnya.

Sementara proyeksi BI akan kinerja perekonomian Indonesia pada 2020 mendatang, optimistis lebih baik dari lima tahun terakhir.

"Kami perkirakan ekonomi tumbuh 5,1 sampai 5,5 persen, inflasi juga terkendali di sasaran 3 persen plus minus 1. Current account deficit (CAD) dikendalikan 2,5 sampai 3 persen, surplus neraca modal akan lebih dari defisit transaksi berjalan dan itu akan menjaga stabilitas eksternal dan cadangan devisa lebih baik," rinci Perry.

Baca juga: Wishnutama: Startup Asing Harus Investasi di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com