JAKARTA, KOMPAS.com - Perang, seolah tak berkesudahan di kawasan Timur Tengah. Irak dan beberapa negara lainnya masih bergolak, kini giliran Iran yang berada di ambang perang. Negara ini sebelumnya hanya 'pemain di belakang layar' dalam konflik di kawasan tersebut.
Potensi perang antara Iran dan AS semakin meruncing, setelah Iran, lewat Garda Revolusi, menghujani pangkalan militer Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di Irak dengan puluhan peluru kendali (rudal).
Perang meski sangat merugikan negara yang terlibat, namun di sisi lain jadi pendongkrak penjualan bagi perusahaan-perusahaan pembuat senjata.
Seperti diberitakan Harian Kompas, 18 Juni 2019, 100 produsen senjata dan kontraktor militer terbesar di dunia mengalami peningkatan penjualan global tahun 2018 lalu.
Total penjualan senjata mencapai 420 miliar dolar AS, atau naik sekitar 4,6% dibandingkan tahun 2017. Studi terbaru, angkanya bahkan melonjak 47 persen dibandingkan tahun 2002, tepat setahun sebelum AS menginvasi Irak, tetangga Iran.
Stockholm International Peace Research (SIPRI) melaporkan bahwa pengeluaran belanja persenjataan global mencapai titik tertinggi tahun 2018 sejak berakhirnya Perang Dingin. Peningkatan itu dipicu oleh langkah AS dan China, dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia, yang terus meningkatkan kekuatan militernya.
Baca juga: Konflik AS-Iran Memanas, Otoritas Penerbangan AS Rilis Larangan Terbang
Anggaran militer AS tahun lalu naik 4,6 persen mencapai 649 miliar dollar AS. Anggaran ini sama dengan 36 persen total anggaran militer global. Adapun anggaran belanja pertahanan China naik 5 persen, mencapai 250 miliar dollar AS.
Perusahaan Amerika Serikat (AS) jadi yang mendominasi penjualan senjata maupun jasa terkait militer di berbagai belahan dunia.
Negeri Paman Sam ini jadi rumah bagi setengah dari 10 perusahaan senjata terbesar di Planet Bumi. Bahkan dari daftar 100 perusahaan produsen senjata paling besar di dunia, sebanyak 43 berasal dari AS.
Perusahaan-perusahaan AS itu menyumbang 59 persen dari total penjualan senjata dari 100 kontraktor pertahanan teratas yang ada secara global di tahun 2018, meningkat 7,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan