Dengan menjualnya di pasar gelap, kapal-kapal tanker Iran dituding mematikan sistem transponder identifikasi pelacakan kapal atau Automatic Identification System (AIS).
IMF memprediksi, dengan anjloknya penjualan minyak, Iran menghadapi kesulitan cadangan devisa, yang diperkirakan sudah turun hanya menjadi 86 miliar dollar AS atau terjun 20 persen dibandingkan tahun 2013.
Pemerintah Iran memperkirakan bahwa pendapatan ekspor minyak akan berkurang sebesar 70 persen pada tahun fiskal Iran berikutnya.
Baca juga: Saham Produsen Senjata Asia Melonjak Pasca Serangan Rudal Iran
Presiden Rouhani berhasil menurunkan inflasi menjadi 9 persen, meski perkiraan IMF inflasinya melonjak hingga 30,5 persen pada 2018, dan mencapai 35,7 persen pada 2019.
Bank Dunia menyebutkan, inflasi yang tinggi di Iran terjadi pada bahan makanan, seperti daging yang harganya melonjak sampai 116 persen pada 2019.
Pusat Statistik Iran juga mencatat inflasi pada Indeks Harga Konsumen (IHK) selama 12 bulan pada rumah tangga mencapai 42 persen pada akhir Oktober 2019.
Harga makanan dan minuman melambung hingga 61 persen dibanding tahun-tahun sebelumnya. Harga tembakau juga naik hingga 80 persen.
Kenaikan harga ini mendorong banyak antrean warga di depan toko-toko grosir yang disubsidi pemerintah, terutama daging yang memang dijatah pemerintah.
Dalam upaya menurunkan harga daging yang merupakan kebutuhan pokok di Iran, pemerintah melarang ekspor ternak, serta berupaya mengimpor ratusan ribu sapi dan domba dari luar negeri.
Baca juga: Konflik Iran-AS, Kemenhub Imbau Maskapai Tingkatkan Kewaspadaan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.