Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Sektor Ini Rentan Terkena Sentimen Virus Corona

Kompas.com - 27/01/2020, 21:12 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sektor keuangan dalam negeri diproyeksikan bakal terdampak oleh mewabahnya virus corona. Meski belum ada laporan virus mewabah di Indonesia, namun kekhawatiran pasar terhadap aset berisiko membuat IHSG cenderung rontok.

Melansir RTI, Senin (27/1/2020) IHSG turun 110,9 poin atau 1,78 persen pada penutupan pasar sore ini pada level 6.133,2 dibanding penutupan Jumat pada level 6.244,1.

"Kekhawatiran masa depan ekonomi global mendorong investor menempatkan dana mereka pada bentuk investasi yang lebih aman. Akibatnya aliran modal ke negara berkembang tertahan termasuk ke Indonesia," kata Direktur Peneliti Core Indonesia, Pieter Abdullah kepada Kompas.com, Senin (27/1/2020).

Menurutnya, wabah virus corona memunculkan kekhawatiran besar dan mengakibatkan sentimen negatif pada pelaku pasar keuangan termasuk pasar modal indonesia.

"IHSG merosot dan rupiah melemah," jelasnya.

Mengutip Bloomberg, rupiah sore ini ditutup pada level Rp 13.615 per dollar AS atau melemah 32 poin sebesar 0,24 persen dibandingkan penutupan Jumat Rp 13.583 per dollar AS.

Di sisi lain Pieter menyebut dampak ke sektor riil belum begitu terasa. Namun industri yang langsung terkena imbas wabah ini adalah sektor pariwisata dan transportasi.

"Imbas wabah ini adalah di sektor pariwisata dan menjalar ke sektor transportasi khususnya udara," jelasnya.

China sebagai pusat episentrum wabah corona adalah negara-negara yang mendatangkan wisatawan asing (cukup tinggi) ke Indonesia, selain Australia. Dengan adanya wabah corona, maka akan menurunkan jumlah wisman asal China secara signifikan.

"Apabila wabah corona terus berlangsung dan memburuk, dampak negatifnya ke sektor riil Indonesia akan juga meningkat," jelasnya.

Di samping itu, akibat virus Corona permintaan global akan menurun dan menekan harga komoditas yang saat ini belum pulih.

"Penurunan harga komoditas akan menyebabkan ekspor kita semakin terpuruk, neraca dagang akan terus defisit dan rupiah akan kembali terdepresiasi," tegasnya.

Memburuknya harga komoditas juga akan bakal mengurangi daya beli masyarakat yang bergantung pada produk komoditas.

"Konsumsi akan sulit tumbuh dan pada akhirnya pertumbuhan ekonomi sulit membaik," ujarnya.

Piter menegaskan, kondisi ini tentunya bergantung kepada seberapa cepat wabah corona bisa ditanggulangi. Apabila wabah bisa ditanggulangi secara cepat dampaknya akan minimal dan begitu juga sebaliknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com