Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Krakatau Steel, BUMN Baja tapi Jadi Developer Rumah Tipe 52

Kompas.com - 29/01/2020, 17:16 WIB
Muhammad Idris,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Selain mengelola kawasan industri sebagai bisnis utamanya, perusahaan ini merambah bisnis real estate lain seperti lapangan golf di The Royale Krakatau Golf, hotel, perkantoran, pergudangan, dan waterbom di Krakatau Water World.

Selain itu, perusahaan ini juga menjadi pengembang atau developer perumahan dengan proyeknya Grand Rakata Residence.

Anak perusahaan lain yang bergerak di luar sektor industri baja lainnya yakni PT Information Technology yang bergerak di bidang jasa teknologi informasi, PT Krakatau Tirta di sektor pengelolaan air.

Kemudian PT Krakatau Bandar Samudera yang jadi operator Pelabuhan Cigading, dan PT Krakatau Daya Listrik yang bergerak di usaha listrik serta minyak dan gas.

Rugi dan tersandung KPK

Perusahaan membukukan rugi tahun berjalan sebesar 77,16 juta atau sekitar 234 miliar (kurs Rp 13.636).

Tahun 2017, perusahaan juga mencatatkan rugi sebesar 86,09 juta dollar AS. Kerugian terbesar terjadi pada tahun 2015 sebesar sebesar 326,51 juta dollar AS atau setara Rp 4,45 triliun.

Tahun 2014, perusahaan juga mencatatkan rugi tahun berjalan sebesar 154,18 juta dollar AS, kemudian berturut-turut perusahaan membukukan rugi pada tahun 2016 rugi 180,72 juta dollar AS.

Baca juga: Sederet Bisnis Krakatau Steel, dari Waterbom Hingga Developer Rumah

Rentetan utang dari tahun ke tahun tersebut jelas sangat membebani kinerja perseroan. Krakatau Steel bahkan tercatat selalu rugi sejak tujuh tahun berturut-turut.

Krakatau Steel pernah disorot karena proyek pabrik yang mangkrak. Saat itu, perusahaan tak juga menyelesaikan proyek pembangunan blast furnace.

Belum selesai masalah, beberapa waktu lalu, salah satu direkturnya juga diciduk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

KPK menetapkan Direktur Teknologi dan Produksi Krakatau Steel Wisnu Kuncoro sebagai tersangka suap pada tahun lalu setelah operasi tangkap tangan (OTT).


Utang menggunung

Sebelumnya, Erick Thohir menyoroti soal restrukturisasi utang yang dilakukan Krakatau Steel. Mulanya, Erick menyebut restrukturisasi utang perusahaan plat merah itu senilai Rp 40 triliun.

Namun, hitungan tersebut dia akumulasikan dengan utang-utang anak perusahaan Krakatau Steel. Jika dihitung utang perusahaan induknya saja, jumlah restrukturisasinya hanya sekitar Rp 31 triliun.

“Kan nilai langsungnya 2,2 miliar dollar AS, jadi kurang lebih Rp 30 triliun, tapi kalau kita sisir lagi Krakatau Steel punya anak-anak juga. Jadi saya berasumsi secara global ini akan lebih besar utangnya,” ujar Erick.

Baca juga: Krakatau Steel Restrukturisasi Utang Rp 31 Triliun, Terbesar Sepanjang Sejarah RI

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com