Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Ekonomi Malaysia 4,3 Persen di 2019, Terlemah dalam 10 Tahun

Kompas.com - 12/02/2020, 14:47 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Malaysia melaporkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,3 persen pada tahun 2019. Angka ini lebih rendah dibandingkan 4,7 persen pada tahun 2018.

Dilansir dari Nikkei Asian Review, Rabu (12/2/2020), melambatnya pertumbuhan ekonomi Malaysia disebabkan merosotnya konsumsi swasta dan melambatnya permintaan dari eksternal akibat suramnya kondisi ekonomi global.

Angka pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 tersebut merupakan yang terlemah dalam 10 tahun.

Baca juga: Airlangga: Ekonomi RI Melambat tapi Lebih Baik Dibanding Malaysia, Singapura...

Adapun pada kuartal IV 2019, pertumbuhan ekonomi Malaysia tercatat sebesar 3,6 persen. Angka ini juga merupakan angka terendah sejak krisis keuangan global tahun 2009.

Gubernur Bank Negara Malaysia Nor Shamsiah Yunus mengatakan, lemahnya angka net ekspor barang dan jasa, serta melambatnya konsumsi berdampak pada landainya pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2019.

Adapun menurut Maybank Investment Bank Research, lemahnya kinerja sektor pertanian, pertambangan dan manufaktur memberatkan pertumbuhan ekonomi pada akhir 2019.

Maybank Investment Bank Research memprediksi pertumbuhan ekonomi Malaysia akan mencapai 4,4 perrsen pada tahun ini. Akan tetapi, ada risiko penurunan akibat wabah virus corona.

"Sisi permintaan tidak terlaly baik, sejalan dengan indikator-indikator yang menunjukkan perlambatan baik di permintaan domestik dan eksternal pada kuartal akhir (2019). Indeks perdangan riset tumbuh secara moderat, menunjukkan perlambatan lebih lanjut pada konsumsi swasta secara riil," ungkap Maybank.

Baca juga: Maruf Amin Ingin Pangsa Pasar Keuangan Syariah RI Lampaui Mesir dan Malaysia

Gubernur Nor Shamsiah juga menyatakan, pertumbuhan ekonomi khususnya di kuartal I 2020 akan terdampak virus corona.

Namun demikian, tingkat keparahan dampak ekonominya bergantung pada penyebaran virus tersebut.

"Wabah virus corona akan memberi dampak pada pertumbuhan (ekonomi) melalui rendahnya kedatangan turis asing dan pengeluaran untuk hotel, ritel, transportasi, dan restoran. Selain itu, melambatnya permintaan dan gangguan produksi di China berdampak pada ekspor Malaysia, khususnya segmen ekspor manufaktur dan komoditas," terang Nor Shamsiah.

Ia menyebut, industri keuangan Malaysia telah mengumumkan upaya-upaya untuk membantu pihak-pihak yang terdampak virus corona, termasuk moratorium dan penangguhan sementara komitmen keuangan dari debitur.

Pada tahun 2020 ini, pertumbuhan ekonomi Malaysia sebagian besar akan didorong oleh berlanjutnya belanja sektor swasta dan perbaikan kegiatan perdagangan global.

Adapun virus corona, meningkatnya kembali disrupsi perdagangan, dan gangguan pasokan di sektor manufaktur dipandang akan menjadi risiko penurunan utama terhadap pertumbuhan ekonomi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com