JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Tabungan Negara (BTN) optimistis akan meraup laba Rp 3 triliun dengan berbagai bauran strategi pada tahun 2020. Optimisme tersebut didukung oleh fundamental perseoran yang masih kuat serta potensi bisnis yang besar.
Direktur Utama Bank BTN Pahala N Mansury mengatakan, fondasi bisnis perseroan masih kuat. Hal tersebut tercermin dari rasio kecukupan modal (capital adequency ratio/CAR) yang berada di level 17,32 persen pada Desember 2019 atau berada di atas ambang batas sebesar 14 persen.
"Kami optimistis target laba tahun ini capai Rp 3 triliun pada tahun ini karena didukung oleh fondasi bisnis yang kuat dan lebih berhati-hati serta potensi bisnis yang masih besar," ujarnya di Jakarta, Senin (17/2/2020).
Baca juga: Erick Thohir Tunjuk Putra Asli Papua Masuk Jajaran Bos Freeport
Pahala juga mengatakan, ada berbagai strategi yang menjadi fokus Bank BTN, salah satunya melalui peningkatan produktivitas. Selain itu, Bank BTN juga akan memaksimalkan berbagai platform yang berkaitan dengan proses kredit dan infrastruktur data.
Pahala mengatakan, meski perlambatan ekonomi masih akan membayangi pada 2020, tetapi peluang bisnis masih terbuka lebar.
"Kalau kami lihat peluang bisnis masih terbuka lebar, berbagai sentra muncul dari tren urbanisasi, peningkatan kelas menengah, pengembangan infrastruktur, hingga pemindahan ibu kota negara," kata dia.
Baca juga: Ketemu Pencuri Ikan, Menteri KKP: Kenapa Curi Ikan di Indonesia?
Selain itu, BTN juga masih melihat celah potensi bisnis perumahan yang memiliki kisaran harga dari Rp 150 juta hingga Rp 300 juta. Kondisi ini dinilai menjadi tanah subur yang siap digarap.
Adapun era disrupsi yang kian menguat juga menjadi bisnis menarik bagi perseroan, terutama dalam mengembangkan lini bisnis digital.
Pahala juga yakin Bank BTN mampu mencatatkan pertumbuhan kredit di level 10 persen secara tahunan (year on year).
Pada tahun ini, BTN juga telah meluncurkan produk bundling dana yang menawarkan berbagai kemudahan.
"Dengan produk tersebut, kami optimistis dana pihak ketiga (DPK) pun dibidik naik berkisar 13 persen sampai 15 persen (year on year)," ucapnya.
Baca juga: Jadi Kenyataan, Kini Bayar Uang SPP Bisa Pakai GoPay
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.