Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketemu Pencuri Ikan, Menteri KKP: Kenapa Curi Ikan di Indonesia?

Kompas.com - 17/02/2020, 16:13 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

MANADO, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo berkunjung pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Bitung, Sulawesi Utara.

Di tengah-tengah kunjungan, Edhy menyempatkan diri berbincang dengan nakhoda dan anak buah kapal ikan asing berkebangsaan Filipina yang berhasil tertangkap karena menangkap ikan ilegal di perairan RI.

Dalam kesempatan itu, Edhy bertanya mengapa berani mencuri ikan di Indonesia. Padahal Filipina adalah negara sahabat bagi Indonesia.

"Kenapa curi ikan di Indonesia? Indonesia-Filipina itu bersaudara," tanya Edhy kepada 7 orang asal Filipina tersebut, di Bitung, Manado, Senin (17/2/2020).

Baca juga: Menteri KKP: Pencurian Ikan ke Depan Akan Lebih Modern

Menjawab pertanyaan Edhy, salah seorang pencuri ikan tersebut menjawab alasannya mencuri ikan di Indonesia karena ikan di Filipina sudah habis.

Namun mendengar hal itu, Edhy seolah tak percaya.

Lebih lanjut, pegawai pangkalan PSDKP yang juga bertindak sebagai penerjemah, Smarten Pumpente mengatakan, 7 orang pencuri ikan itu ditangkap pada saat yang berbeda sejak Agustus hingga September 2019.

Dia mengatakan, pencuri ikan tersebut ditangkap karena melakukan penangkapan ikan ilegal di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di beberapa titik laut Sulawesi yang memang berbatasan langsung dengan Filipina.

"Mereka spesialis tuna (penangkapannya), makanya carinya di Sulawesi. Di daerah Sangihe Talaud," ujar Smarten di kesempatan yang sama.

Baca juga: Bukan China, Negara Ini yang Paling Banyak Curi Ikan di Laut RI

Adapun saat ini, ketujuh orang itu tengah menunggu proses hukum dari Kejaksaan selesai.

Biasanya, kata Smarten, hukuman akhir berupa denda mengingat para pelaku illegal fishing tidak boleh dikenakan hukuman badan.

"Menurut UU Perikanan pelakunya tidak boleh dihukum badan jadi biasanya denda, ada yang sampai Rp 200 juta. Sementara (harga) kapal mereka aja enggak seharga itu. Mereka kapalnya kecil dan alat tangkap masih tradisional, handline," jelasnya.

Sementara jika proses hukum telah selesai, PSDKP akan langsung melimpahkan pelaku pencuri ikan tersebut ke imigrasi untuk berkoordinasi dengan negara asal.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Simak, Pengaturan Pelabuhan Penyeberangan 22 Desember 2023 - 2 Januari 2024

Simak, Pengaturan Pelabuhan Penyeberangan 22 Desember 2023 - 2 Januari 2024

Whats New
Menteri ESDM: Harga Pertalite Bisa Turun kalau Minyak Mentah di Bawah 60 Dollar AS

Menteri ESDM: Harga Pertalite Bisa Turun kalau Minyak Mentah di Bawah 60 Dollar AS

Whats New
IHSG Akhir Pekan Berakhir 'Hijau', Transaksi Capai Rp 14,2 Triliun

IHSG Akhir Pekan Berakhir "Hijau", Transaksi Capai Rp 14,2 Triliun

Whats New
Imbas Boikot, Kapitalisasi Pasar Starbucks Menguap Rp 186,43 Triliun

Imbas Boikot, Kapitalisasi Pasar Starbucks Menguap Rp 186,43 Triliun

Whats New
Pembagian 'Rice Cooker' Gratis Ditargetkan Rampung Januari 2024

Pembagian "Rice Cooker" Gratis Ditargetkan Rampung Januari 2024

Whats New
Menguatkan Pertumbuhan dengan Teknik Penjualan Konsultatif (Bagian IV)

Menguatkan Pertumbuhan dengan Teknik Penjualan Konsultatif (Bagian IV)

Whats New
Pentingnya Lembaga Penjamin Simpanan Koperasi untuk Jaga Hak Anggota

Pentingnya Lembaga Penjamin Simpanan Koperasi untuk Jaga Hak Anggota

Whats New
Tampung Usul Moeldoko, Operator Kereta Cepat Terbuka Bahas Kerja Sama

Tampung Usul Moeldoko, Operator Kereta Cepat Terbuka Bahas Kerja Sama

Whats New
Daya Beli Susut, Ekonomi Jepang Turun 2,9 Persen pada Kuartal III-2023

Daya Beli Susut, Ekonomi Jepang Turun 2,9 Persen pada Kuartal III-2023

Whats New
Di COP28 Dubai, Petrokimia Gresik Paparkan Strategi Tekan Emisi Karbon

Di COP28 Dubai, Petrokimia Gresik Paparkan Strategi Tekan Emisi Karbon

Whats New
Pupuk Indonesia Akan Sempurnakan i-Pubers untuk Distribusi Pupuk Subsidi

Pupuk Indonesia Akan Sempurnakan i-Pubers untuk Distribusi Pupuk Subsidi

Whats New
Gantikan Hendri Mulya Syam, Nugroho Jadi Dirut Telkomsel

Gantikan Hendri Mulya Syam, Nugroho Jadi Dirut Telkomsel

Whats New
TOBA Bidik Ekspansi Bisnis ke Manajemen Pengolahan Limbah Berskala Regional

TOBA Bidik Ekspansi Bisnis ke Manajemen Pengolahan Limbah Berskala Regional

Whats New
Berapa Anggaran untuk Penjaminan Utang Kereta Cepat? Ini Kata Dirut PT PII

Berapa Anggaran untuk Penjaminan Utang Kereta Cepat? Ini Kata Dirut PT PII

Whats New
5 Cara Menggunakan Kartu Kredit dengan Bijak

5 Cara Menggunakan Kartu Kredit dengan Bijak

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com