Ini terjadi bila penyebaran virus corona tidak diikuti dengan percepatan produksi sektor manufaktur ke level normalnya. Hal tersebut diungkapkan analis dari Morgan Stanley dalam laporannya.
Kegiatan manufaktur di penjuru China otomatis terganggu, lantaran otoritas menutup kota-kota guna mencegah penyebaran virus corona.
Meskipun sejumlah pabrik sudah kembali melakukan kegiatan produksi, namun Morgan Stanley mencatat kegiatan produksi hanya mencapai 30 hingga 50 persen dari level normalnya pada pekan lalu.
Baca juga: Indef: 2020, Pertumbuhan Ekonomi RI Sulit Tembus 5,3 Persen
Berhentinya produksi pabrik-pabrik di China tidak hanya mengganggu pasokan produk-produk tersebut, namun juga memukul kemampuan negara-negara lain untuk memproduksi barang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.