JAKARTA, KOMPAS.com - Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok banyak menemukan masalah di Pertamina.
Artikel tersebut menjadi berita terpopuler di kanal Money Kompas.com pada Selasa (25/2/2020). Selain itu ada juga beberapa berita lain yang masuk dalam daftar 5 berita terpopuler.
Antara lain, gaji rata-rata pegawai di Indonesia berdasarkan jenjang pendidikan, tanggapan Sri Mulyani tentang keputusan AS yang mencoret Indonesia dari negara berkembang hingga hara emas Antam yang turun.
Baca juga: Sandiaga Uno: RI Masih Negara Berkembang, Belum Berpenghasilan Tinggi
Berikut 5 berita terpopuler di kanal Money:
1. Luhut: Ahok Temukan Banyak Sekali Masalah di Pertamina
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan merasa heran dengan adanya massa yang menuntut Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk mundur dari jabatannya.
Sebab, Ahok dituding telah melakukan korupsi di perseroan tersebut. Luhut menilai, justru Ahok merupakan sosok yang tepat mengisi jabatan Komisaris Utama Pertamina.
Hal itu karena banyak kejanggalan di perseroan itu yang mulai dibenahi.
Bagaimana kelanjutanya? selengkapnya silahkan baca di sini.
2. Gaji Rata-rata Pekerja RI Berdasarkan Jenjang Pendidikan, SD sampai S1
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis rata-rata upah bulanan atau gaji di seluruh Indonesia sebesar Rp 2,83 juta per bulan.
Dalam laporan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) publikasi BPS Desember 2019, upah bulanan tersebut terbagi sesuai dengan pendidikan pekerja yang disurvei.
Baca juga: Kemenkeu: Ada Dana Otsus Papua Rp 1,85 Triliun yang Didepositokan
Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki, semakin besar pula upah yang diterima pegawai.
Lantas berapa gaji rata-rata pekerja di Indonesia? selengkapnya silahkan baca di sini.
3. RI Dikeluarkan dari Daftar Negara Berkembang, Ini Kata Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, belum ada pencabutan fasilitas pengurangan bea masuk atau Generalized System of Preferences (GSP) oleh Amerika Serikat, terkait dikeluarkannya Indonesia dari daftar negara berkembang.
“GSP masih belum ditetapkan jadi kita akan tetap lakukan upaya terbaik untuk tetap mendapat GSP itu,” ujar Sri Mulyani di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (24/2/2020).
Dia menyebutkan, sebenarnya kebijakan Office of the US Trade Representative (USTR) di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) tersebut lebih berdampak pada bea masuk anti-subsidi atau Countervailing Duties (CVD).
Selengkapnya silahkan baca di sini.
4. Gojek dan Grab Bakal Merger?
Dua perusahaan berbagi tumpangan dan superapp pioneer di Asia Tenggara, Gojek dan Grab, yang masing-masing bervaluasi lebih dari 10 miliar dollar AS, dikabarkan tengah dalam pembicaraan potensi merger (penggabungan).
Baca juga: Akankah Pemerintah Suntikan Rp 15 Triliun Demi Selamatkan Jiwasraya?
Dikutip Deal Street Asia, Selasa (25/2/2020), kedua manajemen perusahaan telah bertemu sesekali selama 2 tahun terakhir. Bahkan diskusi tersebut berubah menjadi serius selama beberapa bulan belakangan.
Presiden Grab Ming Maa dan CEO Gojek Andre Soelistyo disebut telah bertemu awal bulan ini untuk membicarakan kesepakatan akhir namun kedua belah pihak masih jauh dari kesepakatan.
Apa benar Gojek dan Grab akan merger? Selengkapnya silahkan baca di sini.
5. Turun Rp 10.000, Berapa Harga Emas Antam Hari Ini?
Harga emas batangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk pada Selasa (25/2/2020) berada di angka Rp 809.000 per gram.
Baca juga: Rapat Bareng Bos Pertamina, Andre Rosiade Singgung Gaya Ahok
Angka tersebut turun Rp 10.000 jika dibandingkan harga emas pada Senin (24/2/2020). Sehari sebelumnya, harga emas Antam sempat naik dua kali pada pagi hari dan sore harinya.
Sementara itu, harga buyback atau harga yang didapat jika pemegang emas Antam ingin menjual emas batangan tersebut berada di harga Rp 731.000. Harga tersebut turun Rp 10.000 jika dibandingkan kemarin.
Detail harga emas Antam bisa dicek di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.