JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan kurs rupiah terhadap dollar AS kembali melemah dalam beberapa hari terakhir, termasuk hari ini.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, melemahnya IHSG disebabkan oleh sentimen negatif akibat Covid-19 alias wabah virus corona yang semakin meluas ke beberapa negara.
Sehingga dia bilang, seluruh pasar saham mengalami ketidakpastian dan akhirnya membuat IHSG bergerak ke zona merah.
Baca juga: Akhiri Pekan Rupiah Merosot ke Posisi Rp 14.318 Per Dollar AS, IHSG Turun 1,5 Persen
"Karena ini ada efek internasional dengan corona ketidakpastian meningkat. Kemudian juga ada hal-hal yang terkait di dalam negeri," kata Airlangga di Jakarta, Jumat (28/2/2020).
Airlangga menyebut masih menunggu langkah yang diambil oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menjaga pasar saham tak jatuh semakin dalam. Dia berharap BEI bisa merumuskan langkah-langkah untuk menekan ketidakpastian tersebut.
"Nanti kita lihat langkah-langkah yang diambil oleh otoritas. Kalau regulasi kan bursa punya beberapa tools. Nah, itu yang tentu harapannya tools itu bisa katakanlah dirumuskan," ungkapnya.
Adapun terkait melemahnya kurs rupiah setelah sebelumnya mampu bergerak di angka Rp 13.600 per dollar AS, Airlangga menilai saat ini rupiah bergerak untuk normalisasi.
Baca juga: BI Sebut Pengaruh Corona ke Pelemahan Rupiah Tak Sebesar Negara Lain
"Kalau rupiah kan menguatnya kemarin. Dibanding yang lain kita menguatnya lebih tinggi. Sehingga tentu ada normalisasi lah," ungkapnya.
Sebagai informasi, IHSG kembali tertekan dan bergerak ke zona merah pada penutupan perdagangan Jumat (28/2/2020) pekan ini. IHSG melemah 82,99 poin atau 1,50 persen ke posisi 5.452,70. Di penutupan sebelumnya, IHSG ditutup pada posisi 5.535,69.
Sementara itu, kurs rupiah juga tembus ke level Rp 14. 317 per dollar AS pada penutupan perdagangan Jumat pekan ini. Sehari sebelumnya, rupiah masih ditutup di level Rp 14.025 per dollar AS.
Baca juga: Cegah Rupiah Jatuh Lebih Dalam, BI Andalkan 3 Jurus Ini
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan, kondisi pasar global termasuk Indonesia terdampak sentimen negatif akibat virus corona (Covid 19) yang mulai menyebar ke berbagai negara.
"Pasar keuangan global memang sedang mengalami radang. Karena memang dari seluruh negara tidak hanya Indonesia, memperkirakan dampak dari virus corona menyebar. Tidak hanya di kawasan Asia, ternyata sampai ke Amerika dan Eropa," katanya di Jakarta, Jumat (28/2/2020).
Karena kondisi tersebut, lanjut Perry, maka tak heran jika para investor global kecenderungannya melakukan aksi penjualan saham maupun obligasi.
Baca juga: Saat Sri Mulyani Gelisah Pikirkan Rencana Pindah Ibu Kota
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.