Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Sebut Pengaruh Corona ke Pelemahan Rupiah Tak Sebesar Negara Lain

Kompas.com - 28/02/2020, 16:29 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, pergerakan rupiah memang mengalami pelemahan akibat virus corona (Covid 19). Namun kata dia, pelemahannya tak sebesar dibandingkan negara lain.

"Bagaimana pengaruh terhadap nilai tukar rupiah? Memang rupiah alami pelemahan kalau year to date-nya sampai 27 Februari sebesar 1,08 persen dan sekarang di perdagangan menjadi Rp 14.000," ujarnya di Jakarta, Jumat (28/2/2020).

Perry merinci perbandingan pelemahan nilai tukar mata uang Garuda secara year to date dengan negara lain di kawasan Asia.

Baca juga: Rupiah Melorot ke Rp 14.190 Per Dollar AS, IHSG Anjlok 223 Poin

"Korea won selama year to date alami pelemahan atau depresiasi 5.07 persen. Thai bath alami pelemahan 6,42 persen, Singapura dollar 3,76 persen, Malaysia melemah 2,91 persen," kata dia.

Perry menambahkan, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga mengalami pelemahan karena pengaruh virus corona hingga ke level 5.650 sejak Januari hingga pekan keempat Februari 2020.

"Kita tahu harga saham turun sejak akhir Januari ke Februari sekitar 20 persen menjadi 5.650 IHSG," ucapnya.

Baca juga: BI: Modal Asing Keluar dari Indonesia Rp 26 triliun akibat Sentimen Corona

Pada sesi pertama perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup anjlok 223,73 poin (4,04 persen) pada 5.311,96. Tekanan serupa juga dialami nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Di pasar spot, seperti dikutip dari data Bloomberg Jumat (28/2/2020), rupiah siang ini melorot 165 poin ke posisi Rp 14.190 per dollar AS atau melemah 1,18 persen dibandingkan penutupan kemarin pada 14.025.

Sementara kurs refensi Bank Indonesia (Jakarta interbank spot dollar rate/Jisdor) hari ini berada di posisi Rp 14.234 per dollar AS, melemah 1,6 persen dari kemarin pada Rp 14.018.

Baca juga: Saat Sri Mulyani Gelisah Pikirkan Rencana Pindah Ibu Kota

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga Bulan Depan

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga Bulan Depan

Whats New
Tahan Laju Utang Non-Bank, China Naikkan Modal Minimum Perusahaan Pembiayaan 3 Kali Lipat

Tahan Laju Utang Non-Bank, China Naikkan Modal Minimum Perusahaan Pembiayaan 3 Kali Lipat

Whats New
'Food Estate' dan 'Contract Farming' Jauh dari Kedaulatan Pangan

"Food Estate" dan "Contract Farming" Jauh dari Kedaulatan Pangan

Whats New
Kementan Percepat Pompanisasi di Lamongan untuk Optimasi Lahan Rawa hingga Tingkatkan IP

Kementan Percepat Pompanisasi di Lamongan untuk Optimasi Lahan Rawa hingga Tingkatkan IP

Whats New
BKN: Pemindahan ASN ke IKN Bukan Pemaksaan, tapi Kewajiban

BKN: Pemindahan ASN ke IKN Bukan Pemaksaan, tapi Kewajiban

Whats New
China dan Selandia Baru Perkuat Kerja Sama Ekonomi, Ada Apa?

China dan Selandia Baru Perkuat Kerja Sama Ekonomi, Ada Apa?

Whats New
Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran Bansos Melonjak Tajam di Awal 2024

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran Bansos Melonjak Tajam di Awal 2024

Whats New
3 Langkah IFG Dukung Transformasi Sektor Keuangan Non-bank

3 Langkah IFG Dukung Transformasi Sektor Keuangan Non-bank

Whats New
Bank Sentral Jepang Naikkan Suku Bunga untuk Pertama Kali dalam 17 Tahun

Bank Sentral Jepang Naikkan Suku Bunga untuk Pertama Kali dalam 17 Tahun

Whats New
Erick Thohir Usul 7 BUMN Dapat PMN Rp 13,6 Triliun Tahun Ini

Erick Thohir Usul 7 BUMN Dapat PMN Rp 13,6 Triliun Tahun Ini

Whats New
Baru 2.430 ASN yang Siap Dipindahkan ke IKN

Baru 2.430 ASN yang Siap Dipindahkan ke IKN

Whats New
16 Smelter Mineral Bakal Dibangun pada 2024, Nilai Investasinya Rp 183 Triliun

16 Smelter Mineral Bakal Dibangun pada 2024, Nilai Investasinya Rp 183 Triliun

Whats New
Redesain Logo BTN Menuju Era Digitalisasi

Redesain Logo BTN Menuju Era Digitalisasi

Whats New
Marak Bus Bodong, Pengusaha Otobus Imbau Masyarakat Waspada Pilih Angkutan untuk Mudik Lebaran

Marak Bus Bodong, Pengusaha Otobus Imbau Masyarakat Waspada Pilih Angkutan untuk Mudik Lebaran

Whats New
Bukan Hanya 7, Lokasi Pembersihan Hasil Sedimentasi di Laut Berpotensi Ditambah

Bukan Hanya 7, Lokasi Pembersihan Hasil Sedimentasi di Laut Berpotensi Ditambah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com