Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: The Fed Pangkas Suku Bunganya Bisa Menjadi Berkah buat Pasar Asia

Kompas.com - 04/03/2020, 17:40 WIB
Ade Miranti Karunia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah berpendapat, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) yang telah memangkas suku bunganya Fed Fund Rate (FFR) sebesar 50 basis point (bps) memberikan dampak positif terhadap pasar perdagangan saham Asia.

"Sejumlah investor asing termasuk Real Money Investor mulai kembali membeli Surat Utang Negara (SUN) Indonesia," kata Nanang melalui keterangan tertulisnya, Jakarta, Rabu (4/3/2020).

Pemangkasan FFR tersebut berdampak terhadap imbal hasil SUN seri FR 82 (benchmark 10 tahun) dari sebelunnya 6,77 persen menjadi 6,45 persen. Menurut dia, ada dua alasan turunnya imbal hasil SUN seri tersebut.

Baca juga: Pemangkasan Suku Bunga oleh Bank Sentral AS Bikin Rupiah Moncer

Pertama, dengan imbal hasil US Treasury Bond 10 tahun menyentuh 0,90 persen menjadikan spread dengan yield SUN melebar menjadi 570 basis point (bps).

Kedua, investor mengantisipasi penurunan suku bunga kebijakan di Indonesia sehingga berusaha me-lock up yield yang saat ini masih tinggi (6,45 persen), yang diperkirakan akan turun terus ke 6,0 persen.

"Sebagaimana kami sampaikan sebelumnya, pelepasan SUN pada sejak pekan terakhir Januari 2020, pada saat mulai mewabahnya virus corona merupakan aksi untuk menyelamatkan aset (play to safety) oleh investor portofolio asing ke aset yang dianggap aman seperti US Treasury Bond, tanpa melihat tingginya imbal hasil," ujarnya.

Dia menilai, keputusan investor tersebut adalah hal yang wajar pada saat kondisi pasar bergejolak. Tetapi pada titik tertentu investor akan kembali ke perbedaan imbal hasil.

"Apalagi bila bank sentral negara maju terus merespon dengan penurunan suku bunga dan menggelontorkan likuiditas seperti yang saat ini dilakukan ECB dan BOJ maka likuiditas global akan kembali berlimpah yang tentunya perlu diversifikasi portofolio," kata Nanang.

Aliran modal masuk berupa SUN hari ini, lanjut dia, tentunya mendorong juga pasokan valuta asing ke pasar sehingga membuat nilai tukar rupiah menguat.

"Sementara karena arus modal asing ke pasar SUN hari ini cukup besar maka BI tidak berada di pasar namun tetap stay alert dan siap merespon karena sentimen pasar dalam kondisi saat ini bisa berubah sangat cepat dalam hitungan jam," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com