Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Dunia Anggarkan Rp 168 Trilliun Untuk Hadapi Virus Corona

Kompas.com - 05/03/2020, 06:32 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia menganggarkan 12 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 168 triliun (kurs Rp 14.000) untuk membantu berbagai negara mengatasi dampak kesehatan dan ekonomi dari wabah virus corona.

Pasalnya saat ini, virus dengan sebutan Covid-19 tersebut sudah tersebar lebih dari 60 negara di dunia.

Dikutip dari keterangan tertulisnya yang diterima Kompas.com, Kamis (5/3/2020), pendanaan tersebut dirancang untuk membantu negara-negara anggota Bank Dunia untuk mengambil langkah efektif dalam merespon atau mengurangi dampak virus corona.

"Melalui paket ini, bank dunia akan membantu negara-negara berkembang untuk memperkuat sistem layanan kesehatan, termasuk akses yang lebih baik ke layanan kesehatan untuk melindungi masyarakat dari epidemi, memperkuat pengawasan penyakit, memperkuat intervensi kesehatan masyarakat, dan bekerja dengan sektor swasta untuk mengurangi dampak ekonomi," jelas Bank Dunia dalam keterangan tertulisnya.

Baca juga: Virus Corona Tak Pupuskan Niat Raja dan Ratu Belanda ke Danau Toba Maret Ini

Paket bantuan keuangan tersebut merupakan kolaborasi antara Bank Dunia dengan IDA (International Development Association), IBRD (International Bank for Reconstruction and Development), dan IFC (International Finance Corporation).

Sumber dana untuk menghadapi virus corona tersebut, berasal dari IBRD sebesar 2,7 miliar dollar AS, IDA sebesar 1,3 miliar dollar AS, portofolio Bank Dunia 2 miliar dollar AS, dan IFC sebesar 6 miliar dollar AS.

"“Kami berupaya untuk memberikan respons yang cepat dan fleksibel berdasarkan kebutuhan negara berkembang dalam menangani penyebaran COVID-19. Ini termasuk pembiayaan darurat, saran kebijakan, dan bantuan teknis, membangun instrumen dan keahlian Grup Bank Dunia yang ada untuk membantu negara-negara menanggapi krisis." kata Presiden Bank Dunia Group David Malpass.

Setiap negara menghadapi tingkat risiko dan kerentanan yang berbeda terhadap virus corona. Dengan demikian, Bank Dunia akan memprioritaskan negara-negara berpendapatan rendah serta mereka yang berisiko tinggi dan berkapasitas rendah dalam menghadapi virus tersebut.

Ketika penyebaran virus corona dan dampaknya terus berkembang, Bank Dunia akan menyesuaikan pendekatan dan sumber dayanya sesuai kebutuhan.

"Kelompok Bank Dunia secara aktif terlibat dengan lembaga-lembaga internasional dan otoritas negara untuk membantu mengoordinasikan respons global," tulis mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com