JAKARTA, KOMPAS.com - Fenomena panic buying atau membeli barang dalam jumlah besar saat munculnya wabah atau bencana terjadi mulai terlihat di beberapa lokasi.
Di berbagai negara, termasuk Indonesia, hal itu terlihat dari melonjaknya pembelian di sejumlah penjual untuk produk seperti hand sanitizer, masker, obat-obatan dan multivitamin hingga berbagai makanan pokok. Hal itu juga diikuti kenaikan harga barang-barang tersebut.
Terkait dengan fenomena ini, perusahaan konsultan Grant Thornton Indonesia menyatakan tindakan panic buying bisa merugikan keuangan secara personal.
Baca juga: Virus Corona Tak Pupuskan Niat Raja dan Ratu Belanda ke Danau Toba Maret Ini
“Fenomena panic buying ini dapat menimbulkan kerugian secara keuangan tidak hanya secara personal namun juga secara luas, kami menyarankan untuk menahan diri dan membeli barang dalam jumlah sewajarnya,” ujar Alexander Adrianto Tjahyadi, Audit & Assurance Partner Grant Thornton Indonesia, dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Rabu (4/3/2020).
Merespon fenomena ini, perusahaan beegerak di bidang jasa konsultan Grant Thornton Indonesia menjabarkan setidaknya tiga kerugian dari panic buying, yakni:
Fenomena "panic buying" oleh masyarakat akan memicu kelangkaan berbagai produk dan berdampak pada kenaikan harga barang sehingga berimbas terhadap kenaikan inflasi yang akan mengganggu stabilitas ekonomi Indonesia.
Aksi panic buying yang hanya beberapa bulan sebelum Idul Fitri akan menyebabkan kenaikan inflasi yang lebih awal dan lebih lama.
Saat kita merasa terancam, secara psikologis dapat berakibat pada berkurangnya proses berpikir rasional dan lebih mudah terpengaruh dengan pola pikir kelompok.
Dalam kasus virus corona ini, tersebarnya berita kelompok masyarakat yang langsung memborong barang rumah tangga dalam jumlah banyak, diikuti oleh kelompok lainnya untuk melakukan hal serupa.
Namun, hal tersebut bisa berdampak pada keuangan rumah tangga. Ini karena pembelian secara impulsif bisa menyedot dana yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan reguler penting lainnya seperti uang sekolah anak atau cicilan rumah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.