Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Corona, Bank Mandiri Sebut Restrukturisasi Kredit Masih Minim

Kompas.com - 05/03/2020, 16:53 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Royke Tumilaar mengatakan, potensi restrukturisasi kredit perbankan masih minim meski adanya wabah virus corona.

Pasalnya, Royke menyebut pihaknya belum menerima laporan perbankan lain yang berencana merestrukturisasi kredit.

"Masih kecil lah (rencana restrukturisasi). sektornya kalau kamu lihat, yang bisa kamu baca tourism sama perhotelan," kata Royke di Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Baca juga: Bank Mandiri: Belum Ada Peningkatan Kredit Macet karena Virus Corona

Apalagi, kata Royke, penyaluran kredit bank bersandi saham BMRI itu tidak banyak di kedua sektor tersebut.

Untuk perhotelan misalnya, Royke berujar Bank Mandiri hanya menyalurkan kredit kurang dari 3 persen.

"Mandiri kan enggak banyak di sektor itu. Hotel kita less than 3 persen," ucap Royke.

Adapun untuk meminimalisir dampak wabah virus corona, dia telah menyiapkan sejumlah cara. Untuk menekan rasio kredit macet misalnya, Bank Mandiri dan sejumlah bank lain berencana mempercepat implementasi kebijakan moneter dan fiskal yang digulirkan pemerintah.

Baca juga: Kurangi Dampak Corona, Pemerintah Dorong Perbankan Turunkan Bunga Kredit

Kebijakan yang digulirkan, antara lain pelonggaran suku bunga BI - 7 Days Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) ke level 4,75 persen dan penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) valuta asing (valas).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun telah merelaksasi pengaturan penilaian kualitas aset kredit dengan plafon hingga Rp 10 miliar dan relaksasi pengaturan restrukturisasi kredit.

Untuk jangka setahun ke depan, OJK hanya mengacu pada 1 pilar kolektabilitas bank, yaitu kelancaran debitur menbayar pokok kredit dan bunga, yang sebelumnya terdapat 3 pilar meliputi prospek usaha dan kondisi keuangan seseorang.

"Sebetulnya ini baru sinyal. So far sih belum ada yang jadi NPL. Tapi action itu sudah harus ambil. Enggak harus nunggu macet baru jalan. Kita antisipasi ke sana," pungkas Royke.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com