Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penurunan Harga BBM Dinilai Perlu Segera Dilakukan

Kompas.com - 19/03/2020, 15:01 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dinilai perlu segera dilakukan penyesuaian menyusul harga minyak mentah dunia yang terus merosot.

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, penurunan harga perlu dilakukan baik untuk jenis BBM subsidi maupun non subsidi.

"Sesuai dengan arahan Presiden kemarin, sudah saatnya paling tidak bulan depan harus dilakukan penyesuaian harga BBM," kata Mamit kepada Kompas.com, Kamis (19/3/2020).

Baca juga: Beli BBM dan Elpiji Bisa dari Rumah, Begini Caranya

Ia menilai, harga minyak mentah dunia yang sudah terpangkas 51 persen sejak awal Maret 2020 harusnya diikuti dengan penurunan harga BBM khususnya jenis non subsidi.

Mamit berharap, dengan adanya penurunan harga BBM khususnya non subsidi, masyarakat bisa beralih dari penggunaan BBM subsidi menjadi non subsidi.

"Agar harganya turun lebih banyak sehingga disparitas harga dengan BBM (lebih kecil)," kata dia.

Baca juga: Rupiah Dekati Rp 16.000, Pemerintah Harus Terapkan Protokol Krisis?

Dengan adanya peralihan penggunaan jenis BBM, Mamit menilai pemerintah dapat melakukan penghematan pengeluaran subsidi BBM.

"Dengan demikian masyarakat juga menggunakan BBM lebih ramah lingkungan karena harga tidak terlalu jauh," kata dia.

Bahkan, apabila pemerintah ingin mendorong penggunaan jenis BBM ramah lingkungan, Mamit menyarankan kepada pemerintah untuk tidak menurunkan harga BBM subsidi yang dinilai masih murah.

Baca juga: Erick Thohir Perintahkan BUMN Terapkan Social Distancing di Fasilitas Publik

Penurunan harga BBM diproyeksikan mampu mendorong daya beli masyarakat di tengah kondisi perlambatan ekonomi akibat penyebaran virus corona.

Kendati demikian, Mamit meyakini, penurunan harga BBM tidak akan terlalu besar. Hal ini menyusul nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang terus melemah.

"Saya melihatnya penurunan harga akan tidak signifikan. Karena kita tahu bahwa semua pembelian minyak menggunakan dollar AS," ucapnya.

Baca juga: Lawan Corona, Bank Sentral Eropa Gelontorkan Rp 12.315 Triliun

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta jajaran kementerian terkait untuk mengkalkulasi menurunnya harga minyak dunia. Hal ini disampaikan Jokowi dalam rapat terbatas lewat video conference dari Istana Bogor, Rabu (18/3/2020).

"Kita tau harga minyak dunia sekarang ini turun hingga ke level kurang lebih 30 dolar AS per barel, karena itu saya minta dikalkulasi, saya minta dihitung dampak dari penurunan ini pada perekonomian kita," kata Jokowi.

Baca juga: Anjlok 24 Persen, Harga Minyak Sentuh Level Terendah dalam 18 Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com