Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Bank Dunia, Ini "Vaksin" Paling Efektif Lawan Virus Corona

Kompas.com - 31/03/2020, 11:03 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi virus corona telah menyebar ke berbagai negara di Kawasan Asia Timur dan Pasifik, tidak terkecuali Indonesia.

Hal ini menyebabkan munculnya perlambatan ekonomi di negara-negara kawasan tersebut.

Bank Dunia melalui laporannya menyebutkan, negara Asia Timur dan Pasifik perlu bertindak cepat, kooperatif, dan dalam skala besar untuk menghadapi dan mengantisipasi perlambatan ekonomi yang lebih buruk.

Baca juga: Bank Dunia Akan Pangkas Outlook Ekonomi Global karena Virus Corona

Berdasarkan Laporan Ekonomi Regional Asia Timur dan Pasifik April 2020, ada 6 masukan yang disampaikan Bank Dunia kepada pimpinan negara.

Pertama, pemerintah disarankan untuk melakukan penyesuaian kebijakan kesehatan dan kebijakan ekonomi makro.

Penyesuaian dapat dilakukan dengan menentukan fokus-fokus utama seperti, mencegah penyebaran infkesi dan mengantisipasi dampak virus corona terhadap perekonomian.

"Secara paralel, untuk mengurangi dampak ekonomi yang merugikan, pemerintah mengambil langkah-langkah moneter, fiskal dan struktural untuk 'meratakan kurva resesi'," tulis Bank Dunia, seperti dikutip pada Selasa (31/3/2020).

Baca juga: Bank Dunia Anggarkan Rp 168 Trilliun Untuk Hadapi Virus Corona

Kemudian, pemerintah juga didorong untuk meningkatkan kapasitas perawatan kesehatan. Ini dinilai menjadi penting untuk memenuhi kemungkinan peningkatan permintaan selama periode pandemi berlangsung.

"Selain memperluas fasilitas perawatan kesehatan konvensional dan pabrik peralatan medis, langkah-langkah inovatif mungkin juga diperlukan," tutur Bank Dunia.

Lalu, Bank Dunia menyarankan pemerintah untuk menyesuaikan kebijakan fiskal dan moneter selama periode pandemi corona berlangsung.

Penyesuaian kebijakan dapat dilakukan dengan pemberian insentif kepada masyarakat hingga tenaga kesehatan yang terdampak akibat adanya virus corona.

"Selanjutnya, suntikan likuiditas dapat membantu perusahaan bertahan dalam bisnis dan menjaga hubungan yang bermanfaat dengan Rantai Nilai Global (GVC)," ujar Bank Dunia.

Baca juga: Staf IMF dan Bank Dunia Dianjurkan Kerja dari Rumah

Lebih lanjut, akses kredit rumah tangga disebut perlu dipermudah selama periode pandemi corona berlangsung. Ini perlu dilakukan untuk mengurangi kesulitan dan melancarkan konsumsi, serta mempermudah akses likuiditas bagi perusahaan.

Berikutnya, pemerintah diminta untuk tetap memberlakukan kebijakan perdagangan secara terbuka meski pandemi corona masih berlangsung. Dengan cara ini, negara dapat mempertahankan produksi pasokan penting bagi konsumen domestik.

Terakhir, pemerintah didorong untuk meningkatkan kerja sama internasional dan kembangkan kemitraan swasta-pemerintah, khususnya untuk memastikan pasokan produk medis utama.

"Semua negara harus menyadari bahwa, selain aksi nasional yang berani, peningkatan kerja sama internasional adalah vaksin yang paling efektif melawan ancaman besar ini," pungkas Bank Dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com