Selain itu, pemerintah bisa saja menempuh jalur peningkatan target indikatif lelang yang sebelumnya bernilai Rp 15 triliun dengan target maksimal sebesar Rp 22,5 triliun.
"Minggu lalu lelang SBN targetnya Rp 15 triliun. Bid yang masuk lebih dari Rp 30 triliun. Yang dimenangkan Rp 20 triliun. Ini mencerminkan absorsi pasar masih memungkinkan untuk membiayai kebutuhan penerbitan SBN tadi," jelas Perry.
Namun bila pasar tak lagi mampu menyerap kebutuhan penerbitan SUN/SBSN, dan menyebabkan suku bunga menjadi terlalu tinggi atau tidak rasional, bank sentral siap membeli langsung di pasar perdana (primer).
Baca juga: Waktu Lelang SBN Diubah, Cek Jadwalnya di Sini
Intervensi BI ini dilakukan dalam keadaan khusus seperti wabah virus corona. Sebab dalam kondisi normal, bank sentral tidak bisa membiayai defisit fiskal karena mampu menaikkan jumlah uang beredar yang akhirnya berdampak pada inflasi.
"Komunikasi saya dengan investor itu memang kapasitas pasar masih bisa menyerap. Tapi dalam hal kapasitas pasar tidak bisa menyerap, bank sentral perlu membeli SBN itu. Detailnya seperti apa? Beri kami waktu, tentu saja pada saatnya pemerintah akan menyampaikan," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.