JAKARTA, KOMPAS.com - Imbas wabah virus corona atau Covid-19, membuat permintaan akan minyak dunia turun drastis. Kondisi ini membuat harga minyak dunia anjlok hingga di bawah 30 dollar AS per barel.
Permintaan BBM di dalam negeri juga merosot mengingat pemberlakukan pembatasan yang membuat lebih banyak kendaraan parkir di rumah. Turunnya konsumsi BBM juga disumbang signifikan oleh kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
Penetapan harga BBM di Indonesia sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM 62K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan.
Berikut harga BBM yang dijual di SPBU Pertamina maupun swasta selama bulan April 2020 di Jabodetabek.
Baca juga: Ahok: Ojol Dapat Cashback 50 Persen untuk Pembelian BBM Non-subsidi di Pertamina
British Petroleum (BP)
Baca juga: Pertamina Buka Lowongan Besar-besaran untuk Lulusan S1 dan D3
Organisasi negara pengekspor minyak (OPEC) bersama negara mitra atau OPEC+ sepakat untuk memangkas produksi minyak hingga 9,7 juta barel per hari mulai Mei hingga Juni 2020.
Dalam jangka panjang, keputusan tersebut diproyeksi mampu meningkatkan harga minyak dunia setelah sempat terkoreksi hingga 40 persen sepanjang Maret 2020.
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan memproyeksikan, harga minyak dunia akan berada di kisaran 40 - 45 dollar AS per barel pada akhir tahun ini.
Namun, hal tersebut baru akan dapat terealisasi apabila kesepakatan pemangkasan produksi minyak pada Juli hingga Desember 2020 tetap dilaksanakan.
"Harga minyak dapat kembali normal, dengan asumsi dimana tahapan untuk memotong produksi Juli-Desember 2020 pemangkasan sebanyak 7.7 juta barel minyak per hari tetap dilakukan," tuturnya kepada Kompas.com, Senin (13/4/2020).
Baca juga: Fasilitas Pengolahan Gas Gundih Pertamina di Cepu Terbakar
Kendati demikian, Mamit mengakui, jumlah pemangkasan tersebut belum sesuai dengan keinginan pelaku pasar. Pasalnya, permintaan terhadap minyak dunia juga tengah mengalami pelemahan akibat pandemi virus corona yang masih berlangsung.
"Memang pemangkasan ini masih diluar harapan dimana pasar menginginkan paling tidak 12 juta barel per hari agar harga bisa rebound," ujarnya.
Oleh karenanya, meski dari sisi supply berhasil ditekan, namun ia memprediksi permintaan minyak belum akan kembali ke level normal dalam waktu dekat.
"Dengan kondisi hampir semua negara besar mengalami pandemik korona,maka demand tetap akan berkurang meskipun produksi di pangakas 9.7 juga barel per hari," ucapnya.
Baca juga: OPEC+ Sepakat Pangkas Produksi, Ini Proyeksi Harga Minyak Dunia
Sebagai informasi, setelah OPEC+ sepakat memangkas produksi, harga minyak dunia langsung menunjukan penguatan.
Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) naik 7,7 persen menjadi 24,52 dollar AS per barel di perdagangan Asia hari ini, Senin. Sedangkan minyak mentah Brent, patokan internasional, naik 5,0 persen menjadi 33,08 dollar AS per barel.
(Sumber: KOMPAS.com/Rully R Ramly | Editor: Bambang P. Djatmiko)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.