Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Eksistensi Jamu Gendong di Tengah Pandemi Corona

Kompas.com - 15/04/2020, 20:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Namun, belum semua pedagang melakukan cara sama atau mungkin ada perilaku yang mengambil keuntungan dari wabah virus corona.

Kendati demikian stakeholder seperti perguruan tinggi dan perusahaan jamu bersama pemerintah harus memberi edukasi pengelolaan kualitas kepada pedagang jamu.

Pengelolaan kualitas

Maria C Torri (2012) meneliti komunitas jamu gendong atau jamu peddler di Kota Yogyakarta.

Dinyatakan bahwa sistem jamu di Indonesia berkaitan dengan tiga aspek, yakni small scale enterprises, traditional knowledge, dan social empowerment.

Diingatkan juga tentang pengetahuan dan persepsi konsumen jamu terhadap risiko (Torri, 2013).

Dengan memberi apresiasi kepada komunitas jamu berarti turut berpartisipasi dalam peningkatan ekonomi kelompok UJG, melestarikan warisan leluhur serta memberi akses pengetahuan. Pengenalan budaya kualitas menjadi penting untuk pedagang jamu.

Apresiasi terhadap komunitas jamu dirancang melalui Gugus Kendali Mutu (GKM). Gugus sebagai media untuk memahami masalah dan menemukan solusi menjalankan usaha secara berkelanjutan.

GKM merupakan bagian dari total quality management (TQM) memiliki tujuan membangun budaya kualitas untuk meningkatkan mutu, produktivitas dan daya saing.

Melalui GKM pedagang dibantu memecahkan masalah berdasarkan siklus plan-do-check-action secara sederhana.

Rekayasa sosial membantu meningkatkan pengetahuan pengelolaan kualitas dan membiasakan perilaku bersih sejak input, pengolahan, output, kualitas layanan serta menjalin hubungan masyarakat. Kartu gugus memantau kebiasaan komunitas jamu dalam pengelolaan kualitas.

Kartu gugus mengevaluasi pelaksanaan pengelolaan kualitas. Proses check list dilakukan oleh pendamping dan ketua gugus.

Proses evaluasi dan feedback dilakukan oleh pendamping serta dikomunikasikan kembali kepada gugus.

Sinergi lima langkah tersebut membantu komunitas UJG dalam penyajian jamu yang berkasiat, berkualitas serta higienis. Jamu adalah warisan budaya asli bangsa Indonesia yang secara turun temurun diwariskan dari generasi ke generasi.

Ketertarikan generasi penerus jamu makin surut. Menurut catatan MURI sampai akhir tahun 2012 jumlah wanita penjual jamu gendong minimal mencapai 50.000 pedagang.

Jumlah itu dipastikan berkurang sekarang. Implementasi kartu dan gugus mendukung Gerakan Bude Jamu supaya dapat mendampingi pedagang jamu yang sebelumnya belum terdampingi oleh pihak mana pun.

Ke depannya dapat membekali pengetahuan atau informasi kepada pedagang supaya mampu mengatasi masa sulit seperti saat pandemi ini.

Apresiasi kepada Mbak Jamu berarti turut membangun keberlanjautan ekonomi keluarga, menjalin kepedulian sosial serta pelestarian budaya bangsa Indonesia. Ayo minum jamu.

Kartika Nuringsih, SE, MSi
Staf Pengajar FEB Universitas Tarumanagara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com