Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indeks Manufaktur Indonesia Merosot, Ini Kata Menperin

Kompas.com - 04/05/2020, 22:08 WIB
Ade Miranti Karunia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan turunnya indeks pembelian manufatur atau alasan Purchasing Managers' Index (PMI) yang merosot tajam.

Menurut Menperin, hal itu disebabkan menurunnya daya beli masyarakat selama pandemi virus corona (Covid-19).

"Ekonomi kita khususnya sektor industri manufaktur sangat tergantung dari kemampuan domestic market atau domestic consumption. Asessment kami sekitar 70 persen hasil produksi industri manufaktur diserap pasar dalam negeri," katanya kepada Kompas.com, Senin (4/5/2020).

Maka ketika daya beli masyarakat tertekan, lanjut dia, hal itu berdampak terhadap minimnya permintaan (demand). Maka secara otomatis perusahaan atau industri harus melakukan penyesuaian, termasuk penurunan drastis utilisasinya.

Baca juga: Indeks Manufaktur RI Terburuk sejak 2011, Terendah Se-ASEAN

"Belum lagi dikaitkan dengan supply chain dari industri turunannya yang banyak tergantung dari industri besar atau industri induknya, pasti juga akan memukul supply chain tersebut," kata Agus Gumiwang.

Dia menambahkan, kebutuhan dan ketersediaan bahan baku juga menjadi masalah, karena dikaitkan dengan demand yang ada.

Dia membandingkan, PMI di India yang memiliki pola sama dengan Indonesia, yakni sama-sama merosot drastis.

"Indeks PMI India 27,4. Polanya sama dengan Indonesia. Selain daya beli masyarakat, logika sederhananya adalah kondisi normal PMI kita diangka 50an. Jika utilitas turun sampai di bawah 50 persen maka angka PMI di sekitar 25an," jelasnya.

Selain itu, indeks manufaktur yang menurun juga disebabkan oleh pergerakan nilai tukar rupiah yang melemah.

"Variabel penjualan dan input manufaktur kita 74 persen impor dan dengan tambahan tekanan kurs maka beban input meningkat. Akibatnya, output (demand) menurun signifikan," jelasnya lagi.

Namun Agus Gumiwang optimis kegiatan industri akan segera normal bila Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah dicabut.

"Industri manufaktur kita akan bergairah lagi, seperti PMI yang 51.9 dibulan Februari ini," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com