Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chatib Basri: Meski Ekonomi Bisa Terkontraksi hingga 0,4 Persen, namun Pemulihan Bisa Cepat

Kompas.com - 12/05/2020, 21:32 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Universitas Indonesia, Chatib Basri mengaku tak terkejut bila pertumbuhan ekonomi RI pada 2020 bisa sangat berat, bahkan terkontraksi hingga 0,4 persen.

Sebab, kasus pandemi Covid-19 begitu berbeda dengan krisis likuiditas pada tahun 1998 dan 2008. Semua dunia secara serentak mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi karena berbagai pencegahan penularan virus, seperti karantina wilayah (lockdown).

"Akibat dari social distancing, ekonomi negara bisa dalam situasi sangat berat. Saya enggak akan surprise kalau pertumbuhan ekonomi kita itu ada pada kisaran yang berat, Menteri Keuangan (Sri Mulyani) memprediksi yang berat -0,4 persen. Saya enggak surprise," kata Chatib dalam konferensi video, Selasa (12/5/2020).

Baca juga: BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2020 di Bawah 2,3 Persen

Chatib menuturkan, pertumbuhan ekonomi telah mengalami penurunan dalam 1 bulan terakhir setelah lockdown diberlakukan pada akhir Maret 2020. Hal itu terlihat ketika pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal I 2020 hanya 2,9 persen setelah digadang-gadang masih mampu tembus di kisaran 4 persen.

Chatib memprediksi, kontraksi akan semakin dalam pada kuartal II 2020 sehingga dia tak terkejut bila ekonomi bisa terkontraksi mencapai 0,4 persen pada 2020.

Pemulihan Bisa Cepat

Namun, terkontraksinya ekonomi RI hanya disebabkan karena Covid-19. Bila pandemi berakhir, Chatib yakin pemulihan ekonomi akan berlangsung lebih cepat karena fundamentalnya lebih kuat.

"Mengenai kondisi ekonomi, itu akan berat. Tapi saya akan katakan ini semua terjadi karena covid. Jadi kalau Covid-nya selesai, ekonominya akan kembali. Ini berbeda dari tahun 1998," sebutnya.

Sebelumnya, pemerintah membuka kemungkinan terealisasinya skenario sangat berat bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2020.

Hal tersebut tecermin dari realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020 yang hanya mencapai 2,97 persen.

Baca juga: Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Cuma 2,1 Persen Tahun Ini

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah tengah mengantisipasi skenario sangat berat, yaitu perekonomian tumbuh minus 0,4 persen bila di kuartal III dan IV 2020 tak terjadi perbaikan.

Padahal sebelumnya, pemerintah masih optimistis perekonomian kuartal I bisa tumbuh di kisaran 4,5 persen hingga 4,7 persen, dan baru akan mengalami tekanan cukup dalam di kuartal II 2020. Hingga akhir tahun perekonomian diproyeksi tumbuh 2,3 persen.

"Sehingga kemungkinan masuk skenario sangat berat mungkin terjadi dari 2,3 persen menjadi minus 0,4 persen," ujar Sri Mulyani ketika memberikan paparan dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI secara virtual, Rabu (6/5/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com