Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER DI KOMPASIANA] Indonesia Terserah | Kisah Dikarantina di Graha Lansia | Mendalami Profesi Ghostwriter

Kompas.com - 23/05/2020, 15:35 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

"Lagu ini membuatt saya menyukai musik rap. Bisa bikin saya yang sebelumnya hanya suka bergoyang koplo, jadi ngangguk-nganggukin santai ini kepala," lanjutnya. (Baca selengkapnya)

3. Dear Pak Wali Kota, Beginilah Kondisi Tempat Karantina yang Bapak Sediakan

Kompasianer Elvidayanty melaporkan tentang bagaimana yang ia alami selama menjalani karantina setelah terjaring pemeriksaan rapid test di beberapa pasar di Kota Jambi.

Pada awalnya Kompasianer Elvidayanty telah menutup warungnya untuk dialihfungsikan dengan membuka jasa belanja online.

Tidak hanya itu, ia sendiri juga sudah mengikuti protokol kesehatan sendiri seperti memakai masker, membawa hand sanitizer, hingga mencuci tangan setibanya di warung.

Singkat cerita, pada Selasa (12/05) dilakukan rapid test dan besoknya Walikota Jambi mengumumkan nama-nama orang yang hasil pemeriksaan rapid testnya reaktif.

Ternyata beberapa hari berselang nama Kompasianer Elvidayanty masuk dalam daftar tersebut dari sebelumnya tidak ada. Menurut petugas ada kesalahan dalam daftar orang-orang yang diumumkan.

"Hari Minggu (17/05) saya ke Graha Lansia, tempat yang ditunjuk untuk lokasi karantina. Hari itu juga semua pasien yang dikarantina di Graha Lansia diambil sampel swab," tulis Kompasianer Elvidayanty.

Dari ke-27 orang yang ada di tempat karantina, 9 pasien perempuan, dan 18 pasien laki-laki, hanya tersedia 1 kamar mandi, 2 toilet untuk perempuan, dan 2 toilet untuk laki-laki.

"Pemakaian kamar mandi bersama, bukannya malah jadi tempat penyebaran virus? Alih-alih sehat, yang ada, orang yang sebenarnya sehat, malah sakit beneran," lanjut Kompasianer Elvidayanty. (Baca selengkapnya)

4. Sudah 22 Tahun Reformasi, Kita Dapat Apa?

Jika demokrasi adalah jalan menuju kesejahteraan, tulis Kompasiner Julius Deliawan, maka rakyat memiliki ruang memadai untuk mengembangkan segala potensi yang mereka miliki.

Demokrasi merupakan jalan di mana setiap individu memiliki kesetaraan pada akses-akses ekonomi, tidak hanya pada akses politik.

Setelah 32 tahun berkuasa, Suharto benar-benar turun dari tampuk kekuasaannya. Pengunduran dirinya ketika itu menghasilkan histeria para penentangnya.

Untuk alasan itulah reformasi dilakukan: memberi ruang yang sangat luas bagi demokrasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com