Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

New Normal, Harapan Pemerintah Pulihkan Ekonomi dari Dampak Pandemi

Kompas.com - 28/05/2020, 07:13 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berencana memberlakukan skenario normal baru atau new normal dalam waktu dekat.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pun mengungkapkan, tatanan hidup normal baru dilakukan lantaran masyarakat saat ini diminta untuk beradaptasi dengan pademi virus corona atau Covid-19 selama vaksin belum dapat ditemukan.

Harapannya, Indonesia bisa segera keluar dari resesi perekonomian yang disebabkan oleh Covid-19 dalam waktu yang relatif singkat.

Baca juga: Mulai 1 Juni, Ini Skenario Tahapan New Normal untuk Pemulihan Ekonomi

"Kita akan membuat skenario terkait dengan bagaimana memerkuat dari segi kesehatan dan mulai penyesuaian kegiatan ekonomi agar kita bisa menekan korban dari Covid-19, di samping itu bisa menekan korban PHK dan merestart sosial ekonomi," jelas Airlangga dalam video conference, Rabu (27/5/2020).

"Kalau lihat dari seknario, itu ada tingkat kematian tinggi dan rendah, pemulihan lambat dengan resesi berat dan pemulihan cepat. Diharapkan Indonesia keluar dengan V-shape atau sesuai dengan tema produktif dan aman dari Covid-19," tambah dia.

Airlangga pun mengatakan, pemerintah telah mendesain tahapan pemulihan perekonomian secara bertahap melalui beberapa fase.

Selain itu, pemerintah juga telah menyiapkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

"Di antara tahapan tersebut sangat memerhatikan dimensi kesehtaan yaitu perkembangan penyakit, pengawasan virus, kapasitas layanan kesehatan dan kesiapan sosial ekonomi, protokol tiap sektor, wilayah dan transportasi yang terintegrasi dengan lainnya," ujar dia.

Baca juga: Erick Thohir: New Normal Akan Memakan Waktu 4-5 Bulan

Daerah yang siap dibuka lebih awal

Airlangga memaparkan, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi suatu daerah untuk bisa menerapkan skenario new normal.

Salah satunya, syarat perkembangan Covid-19 di daerah yang bersangkutan yang diukur melalui indikator penularan berdasarkan angka reproduksi dasar wabah (R0) dalam waktu t (Rt). Tolak ukurnya angka reproduksi R0 pada waktu t (Rt) atau angka reproduksi efektif harus di bawah 1.

Menurut dia, berdasarkan data dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), jika dilihat dari indikator R0 tersebut, terdapat beberapa daerah yang sudah siap menjalankan skenario new normal.

"Di Jawa terlihat trend, di Jawa Tengah, di Bali, DKI Jakarta, dan Yogyakarta trend-nya sudah menurun dan relatif menurun di bawah 1 di dalam tracking dalam tiga bulan terakhir. Untuk Sumatera seperti Aceh, Sumatera Barat, Babel, Kepri, dan Riau juga angkanya sudah di bawah 1 dan trend-nya sudah menurun," ujar dia dalam video conference, Rabu (27/5/2020).

"Demikian pula di beberapa daerah di Sulawesi yaitu Sulbar, Sulawesi Tengah, kemudian Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Barat," lanjut dia.

Airlangga mengatakan, selain perkembangan kasus Covid-19 di daerah yang bersangkutan, syarat lain yang harus dipenuhi untuk penerapan skenario new normal meliputi pengawasan terhadap virus atau kesehatan publik, kapasitas pelayanan kesehatan, persiapan dunia usaha, dan respons publik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com