Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UEA Jadi Negara Arab Pertama yang Operasikan Pembangkit Nuklir

Kompas.com - 02/08/2020, 12:15 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber BBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Uni Emirat Arab (UEA) resmi jadi negara Arab pertama yang mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Pada Sabtu lalu (1/2/2020), negara kaya minyak ini secara resmi mengoperasikan PLTN Barakah yang memiliki arti "Berkah" dalam Bahasa Arab.

Sejauh ini baru dua negara di Timur Tengah yang memiliki PLTN, yakni Israel dan Iran. Namun kedua negara tersebut tak masuk sebagai negara Arab.

Dilansir dari BBC, Minggu (2/8/2020), PLTN pertama tersebut berlokasi di kawasan Al Dhafrah, Abu Dhabi, tak jauh dari perbatasan Qatar. Pembangkit tersebut didanai para investor minyak di negara tersebut.

Proses fisi nuklir baru bisa dilakukan di salah satu dari empat reaktor yang dibangun menggunakan teknologi dari Korea Selatan.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Minus Dua Kuartal Berturut, Jerman Masuk Resesi

Jika keempat reaktor tersebut beroperasi, listrik yang dihasilkan mencapai 5,6 gigawatt atau bisa memasol sekitar 25 persen kebutuhan listrik nasional.

Awalnya, PLTN ini direncanakan bisa mulai beroperasi pada tahun 2017, namun kemudian tertunda karena kekhawatiran terkait keselamatan.

UEA yang merupakan negara kaya minyak ini mulai melirik nuklir sebagai sumber energinya untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Selain nuklir, negara ini juga berinvestasi cukup besar untuk mengganti minyak mereka dengan energi tata surya.

PDB UEA masih sangat bergantung pada minyak dan gas. Di tahun 2019 lalu, UEA mengekspor minyak mentah senilai 50 miliar dollar AS ke berbagai negara.

Baca juga: Disinggung Luhut Jadi Incaran Dunia, Apa Itu Rare Earth?

Pemerintah UEA berpendapat, di masa depan energi terbarukan seperti nuklir dan matahari bisa jauh lebih murah. Selain itu, sumber energi terbarukan juga relatif aman dari gejolak politik dan terorisme, di mana harga minyak cenderung sangat fluktuatif saat situasi global bergejolak.

UEA memang jadi salah satu negara di Arab yang berinvestasi besar-besaran di sektor energi terbarukan. Negara ini juga baru saja meluncurkan misi roket ke Mars.

Kendati demikian, tak berarti pembangunan PLTN ini tanpa polemik. Selain pertentangan di dalam negeri, pembangkit nuklir ini juga dianggap sebagai ancaman bagi rival mereka di Timur Tengah, Qatar dan Iran.

Qatar menuding PLTN tersebut bisa merusak perdamaian di Timur Tengah karena berpotensi dikembangkan untuk membuat senjata nuklir.

Baca juga: Hindari Resesi, Pemerintah Bakal Belanja Besar-besaran

Kepala International Nuclear Consulting Group, Paul Dorfman, menyebut pembangunan PLTN di negara-negara Timur Tengah adalah hal yang sangat kontroversial mengingat rivalitas antar-negara kawasan tersebut.

UEA juga terkadang menjadi rival Arab Saudi, meski keduanya lebih sering jadi seukut dekat. Dorfman juga menyoroti risiko dari polusi radioaktif di kawasan Teluk.

Sebagai informasi, PLTN Barakah dikembangkan oleh perusahaan UEA Emirates Nuclear Energy Corporation (ENEC) yang menggandeng perusahaan energi Korsel, Korea Electric Power Corporation (KEPCO).

"Ini menjadi tonggak dalam peta jalan pembangunan UEA yang berkelanjutan," kata Pemimpin Abu Dhabi yang juga Putra Mahkota Mohammed bin Zayed al-Nahlan.

Baca juga: Kata Faisal Basri, Indonesia Diprediksi Mengalami Resesi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
PermataBank Cetak Laba Bersih Rp 807,3 Miliar per Maret 2024

PermataBank Cetak Laba Bersih Rp 807,3 Miliar per Maret 2024

Whats New
Harga Saham BNI Turun hingga 8 Persen, Apa Sebabnya?

Harga Saham BNI Turun hingga 8 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com