Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Cuma Mata Uang Kripto, Apa Saja Manfaat Blockchain?

Kompas.com - 04/08/2020, 10:12 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Teknologi blockchain saat ini lebih banyak dikenal kegunaannya terkait mata uang kripto atau cryptocurrency. Namun demikian, manfaat dan penggunaan blockchain tak cuma itu.

Industri blockchain pun dipandang perlu pengembangan lebih lanjut sejalan dengan kebutuhan efisiensi dan transparansi di era digitalisasi.

Di Indonesia, ruang pengembangan blockchain terbuka lebar. Bila dioptimalkan, industri ini bisa mendorong kesejahteraan sosial masyarakat.

Baca juga: Usai Corona, Penggunaan Blockchain dan Aset Kripto Makin Meningkat?

CEO Indonesia Digital Asset Exchange (Indodax) Oscar Darmawan menyatakan, sistem blockchain saat ini telah diterapkan di berbagai bidang. Di bidang publik misalnya, teknologi peer to peer ini telah mempermudah aktivitas pencatatan identitas, aset berharga, data kesehatan, hingga faktur pajak.

Sementara di bidang keuangan, blockchain turut membantu masyarakat dalam mempercepat kegiatan audit, pembayaran lintas negara, investasi aset digital, sampai pembuatan kontrak pintar (smart contract).

"Dengan blockchain, kita dapat mengirimkan data apa pun tanpa perlu bergantung pada satu server. Solusi cerdas atau multiaplikasi melalui blockchain ini memang mampu mendorong kesejahteraan sosial masyarakat," ujar Oscar dalam keterangan tertulis, Selasa (4/8/2020).

Oscar berpandangan, penerapan teknologi blockchain akan memunculkan peluang-peluang baru bagi para pelaku usaha.

Baca juga: Dengan Blockchain, Kedai Kopi Ini Sajikan Informasi Menarik ke Pelanggan

"Alhasil mereka mulai giat mendirikan lapangan pekerjaan yang jauh lebih menjanjikan dan menguntungkan," sebutnya.

Blockchain merupakan sistem yang tidak terpusat atau decentralized. Teknologi ini juga dipastikan menerapkan tingkat keamanan yang tinggi, ramah lingkungan, dan minim biaya sehingga mampu menjawab tantangan dari berbagai aspek kehidupan.

Di sisi lain, imbuh Oscar, teknologi blockchain bukan menggantikan sistem yang sudah berjalan. Kehadiran blockchain justru melengkapi sistem yang sudah ada.

 

"Blockchain bukanlah sebuah momok yang menakutkan bagi industri ataupun para pihak terkait. Maka dari itu, momentum dan eksistensi ekosistem digital yang sudah terbentuk harus selalu kita jaga," sebutnya.

Indodax sendiri terus mengembangkan sistem dan teknologi blockchain dengan membangun infrastruktur blockchain di Indonesia. Indodax menggandeng Blockchain Zoo untuk melayani blockchain consulting dalam menerapkan sistem blockchain secara eksklusif di pasar Indonesia

"Kita menghadirkan layanan jasa blockchain consulting untuk setup dan mempercepat infrastruktur blockchain di Indonesia. Ini supaya negara kita tidak ketinggalan dengan negara lainnya dalam masalah infrastruktur blockchain," terang Oscar.

Baca juga: Tak Hanya di Keuangan, Peluang Implementasi Blockchain Masih Besar

Sementara itu, CEO Blockchain Zoo Roberto Capodieci mengaky pihaknya memiliki beberapa pakar top dunia terkait sistem blockchain. Blockchain Zoo dapat memberi solusi khusus tentang penerapan teknologi blockchain ke berbagai model para pelaku bisnis.

CTO Blockchain Zoo Barton Johnston juga menyambut baik kerja sama ini. Sebagai perusahaan blockchain ternama di Indonesia, Indodax dinilai memiliki hubungan positif dengan regulator dan punya garapan bisnis yang besar.

"Keahlian yang kami tawarkan di blockchain juga berada di antara kelas atas dunia. Jadi kami berpikir bahwa Blockchain Zoo dan Indodax sangat cocok untuk berkontribusi pada kualitas layanan dan reputasi publik satu sama lain," ucap Barton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com