Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan Vaksin Covid-19 Bikin Harga Emas Turun dari Level Tertinggi

Kompas.com - 12/08/2020, 17:31 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga emas mengalami penurunan setelah sempat mencapai level tertinggi, baik di tingkat global maupun dalam negeri. Ini didorong optimisme pasar terhadap pengembangan vaksin Covid-19.

Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Rabu (12/8/2020) harga emas berjangka di divisi New York Mercantile Exchange untuk kontrak emas paling aktif pengiriman Desember 2020 turun 4,90 persen menjadi 1.941 dollar AS per ons.

Sementara di dalam negeri, harga emas batangan Antam pada hari ini turun Rp 30.000 menjadi Rp 1.026.000 per gram.

 

Baca juga: Harga Emas Antam Turun Rp 30.000 Per Gram

Harga buyback atau harga yang didapat jika pemegang emas Antam ingin menjual emas batangannya berada di harga Rp 906.000 per gram atau turun Rp 48.000 dari harga kemarin.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, penurunan harga emas yang cukup tajam ini di dorong beberapa sentimen. Salah satunya pengumuman Presiden Rusia Vladimir Putin atas ditemukannya vaksin Covid-19 pertama di dunia.

"Rusia mengumumkan penemuan ini, dan bisa menenangkan pasar sehingga fund-fund besar langsung melakukan taking profit (dari emas)," jelas Ibrahim dalam keterangannya, Rabu (12/8/2020).

Selain itu, melemahnya harga emas didorong oleh membaiknya ekonomi Amerika Serikat yang tercermin dari data tenaga kerja periode Juli 2020.

Pasar tenaga kerja AS berhasil menambah 1,76 juta pekerjaan di Juli 2020, membuat tingkat pengangguran turun dari 11,1 persen di Juni 2020 menjadi 10,2 persen di Juli 2020.

Sentimen-sentimen tersebut menenangkan pasar setelah sebelumnya panik, yang diantaranya karena kekhawatiran akan penanganan pandemi Covid-19 di global yang terus mengalami peningakatan kasus.

Baca juga: BI: Inflasi Awal Agustus 0,01 Persen, Emas Perhiasan Penyumbang Dominan

Kekhawatiran itu membuat investor memilih emas sebagai instrumen investasi yang lebih aman (safe haven). Ia bilang, emas bahkan sempat menyentuh level tertinggi di 2.074 dollar AS per ons pada perdagangan Minggu (2/8/2020).

Namun kini, dengan sentimen global yang tengah terjadi membuat pelaku pasar melakukan aksi ambil untung dari investasinya di emas.

"Saat ini terjadi koreksi yang cukup tajam kemungkinan ke 1.800 dollar AS per ons, kalau seandainya tembus di level support 1.800 dollar AS per ons, maka emas akan terus terkoreksi ke 1.615 dollar AS per ons," jelasnya.

Menurut Ibrahim, saat ini banyak pelaku pasar yang mulai mengalihkan dananya ke instrumen lain seperti saham hingga obligasi.

"Saat ini pasar mengalihkan investasinya di dollar AS, saham dan obligasi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Whats New
Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Whats New
Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Whats New
MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

Whats New
Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com