Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Terkontraksi 12,2 Persen, Selandia Baru Resesi

Kompas.com - 17/09/2020, 10:14 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

WELLINGTON, KOMPAS.com - Ekonomi Selandia baru resmi masuk ke dalam jurang resesi pada kuartal II tahun ini per Juni 2020 lalu.

Kantor statistik Selandia Baru, Stas NZ, melaporkan, perekonomian Selandia Baru mengalami kontraksi sebesar 12,2 persen pada bulan Juni.

Kontraksi sebagian besar terjadi pada periode akhir Maret hingga pertenggahan Mei. Sebab, negara tersebut tengah melakukan lockdown atau isolasi total selama tujuh pekan pada periode tersebut.

Baca juga: Asia Hadapi Resesi Pertama sejak 60 Tahun Terakhir

Dikutip dari Sydney Morning Herald, Kamis (17/9/2020), kontraksi pada kuartal II terjadi setelah pada kuartal sebelumnya pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Selandia Baru juga tercatat minus. Pada kuartal I-2020, perekonomian Selandia Baru tumbuh -1,4 persen.

Kontraksi yang terjadi pada kuartal II merupakan yang terburuk yang perah dialami Selandia Baru sejak 1987.

"Industri seperti ritel, akomodasi, dan restorat, serta transportasi menunjukkan penurunan signifikan dari sisi porduksi. Sebab, sektor-sektor tersebut merupakan yang paling terdampak oleh larangan perjalanan internasional dan lockdown secara nasional," ujar Senior Manager Sats NX Paul Pascoe.

Dikutip dari RNZ, Bank Sentral Selandia Baru sebelumnya memperkirakan kontraksi pertumbuhan ekonomi negara tersebut di kisaran 14 persen, sementara Kementerian Keuangan setempat memperikirakan di kisaran 16 persen.

Jika dirinci berdasarkan sektor, jasa industri mengalami kontraksi hingga 10,9 persen dan konsumsi merosot hingga 25 persen. Adapun untuk manufaktur dan konstruksi juga mengalami kontraksi double digit.

Baca juga: Inggris Dihantam Gelombang PHK, Terbanyak Sejak Resesi 2009

Menteri Keuangan Grant Robertson mengatakan, perekonomian yang merosot tajam bukan hal yang mengagetkan. Namun upaya pemerintah dengan memberikan subsidi upah, bantuan kredit untuk pelaku bisnis, dan skema lainnya telah memberikan efek bantalan terhadap perekonomian.

Di sisi lain, program-program pemerintah itu juga diharapkan mampu membentuk pondasi agar perekonomian bisa kembali tumbuh.

"Bekerja keras dan lebih awal berarti kita bisa kembali lebih cepat dan lebih kuat. Ekonom memperkirakan kuartal September saat ini akan menunjukkan rekor lompatan kembali ke pertumbuhan ekonomi," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com