JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 mendorong terjadinya percepatan pertumbuhan transaksi digital. Pada September 2020, Bank Indonesia (BI) melaporkan transasksi digital meningkat hingga 37,8 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Namun, banyak pihak meyakini, pertumbuhan tersebut akan dibayang-bayangi oleh potensi kejahatan digital, seperti halnya penipuan secara online.
Gojek, sebagai salah satu aplikasi terbesar di Indonesia saat ini pun telah menginisiasi berbagai langkah guna meningkatkan keamanan pelanggan maupun mitra perusahaan.
SVP Corporate Affairs Gojek, Rubi Purnomo, mengatakan, langkah peningkatan keamanan terdiri dari tiga pilar utama, yakni edukasi, teknologi dan proteksi.
Baca juga: Masyarakat Enggan Belanja, Jumlah Tabungan di Atas Rp 5 Miliar Melesat
Rubi menjelaskan, untuk pilar edukasi pihaknya telah meluncurkan sebuah modul yang relevan, diperuntukan bagi pelanggan maupun mitra.
"Selain itu juga kami berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan," ujarnya dalam diskusi virtual, Selasa (13/10/2020).
Lalu, Gojek juga sudah mengeluarkan berbagai fitur teknologi, yang diberi nama Gojek Shield, guna mencegah tindak kejahatan bagi pengguna ataupun mitra driver.
Gojek setidaknya memiliki tiga fitur utama untuk melindungi pelanggan, yang terdiri dari penyamaran nomor telepon, intervensi pesan, dan tombol darurat terhubung langsung dengan unit darurat.
"Ini semua berbasis kecerdasan buatan atau AI," kata dia.
Baca juga: Rumah Mewah Ini Dilelang Online Rp 30 Miliar, Minat?
Sementara bagi para mitra driver, Gojek menyediakan fitur verifikasi wajah. Fitur tersebut baru diluncurkan, guna mengantisipasi penyalahgunaan akun mitra.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.