Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditinggal Merger Bank Syariah BUMN, Apa Rencana UUS BTN?

Kompas.com - 22/10/2020, 22:07 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Pahala Nugraha Mansury mengatakan, manajemen belum memiliki rencana untuk Unit Usaha Syariah (UUS) BTN usai 3 Bank Syariah BUMN melangsungkan proses merger.

Pahala mengatakan, Unit Usaha Syariah BTN yang statusnya belum terpisah sebagai Bank Umum Syariah (BUS) memang tak memungkinkan proses penggabungan.

"BTN untuk segmen syariah belum merupakan BUS, belum menjadi badan usaha unit syariah. Masih menjadi unit usaha, UUS. Memang kami belum ikut dalam proses merger yang disiapkan oleh Himbara lainnya," kata Pahala dalam konferensi video, Kamis (22/10/2020).

Namun kata Pahala, manajemen akan mematuhi regulasi yang mengatur bahwa seluruh Unit Usaha Syariah harus dipersiapkan menjadi BUS pada 2023 mendatang.

Baca juga: Lepas dari Bank Mandiri, Hery Gunardi Kepalai Merger Bank Syariah BUMN

Bila sudah menjadi BUS, pihaknya tak menutup kemungkinan untuk melakukan aksi korporasi, termasuk merger (penggabungan). Namun tentu saja, BTN akan menunggu arahan dari pemegang saham, mengingat hal tersebut termasuk dalam shareholder action.

"Jadi mungkin kalau dari sisi apakah akan ikutan, mungkin nantinya akan ikutan. Sampai saat ini kami belum dan masih menunggu arahan dari pemegang saham ke depan," pungkas Pahala.

Sebagai informasi, UUS Bank BTN mencatat kinerja yang positif. Per kuartal III 2020, aset UUS Bank BTN naik 11,02 persen yoy dari Rp 29,46 triliun menjadi Rp 32,71 triliun.

Kenaikan tersebut ditopang oleh peningkatan penyaluran pembiayaan sebesar 4,51 persen yoy dari Rp 23,31 triliun pada September 2019 menjadi Rp 24,36 triliun di September 2020.

UUS Bank BTN juga mencatatkan perolehan DPK senilai Rp 22,65 triliun pada September 2020. Dengan kinerja bisnisnya, BTN Syariah meraih laba bersih senilai Rp 112,34 miliar pada kuartal III 2020.

Baca juga: Merger Bank Syariah BUMN, Mandiri Jadi Pemegang Saham Terbesar

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketentuan Cuti Melahirkan ASN akan Diperbarui, Termasuk bagi ASN Pria

Ketentuan Cuti Melahirkan ASN akan Diperbarui, Termasuk bagi ASN Pria

Whats New
THR Lebaran 2024: Cara Menghitung, Kriteria Penerima, hingga Sanksi

THR Lebaran 2024: Cara Menghitung, Kriteria Penerima, hingga Sanksi

Work Smart
Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Spend Smart
Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Whats New
Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Whats New
IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Whats New
Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Whats New
Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Whats New
Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Whats New
Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Whats New
Ini 4 Perusahaan Terindikasi 'Fraud' Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Ini 4 Perusahaan Terindikasi "Fraud" Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Whats New
[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan 'Fraud' 4 Debitor LPEI

[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan "Fraud" 4 Debitor LPEI

Whats New
Bos Bulog: Harga Beras Akan Sulit Kembali ke Titik Semula Seperti Setahun Lalu...

Bos Bulog: Harga Beras Akan Sulit Kembali ke Titik Semula Seperti Setahun Lalu...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com