Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revolt Industry, Kisah 5 Sekawan Bisnis Kulit Sapi Beromzet Rp 700 Juta

Kompas.com - 02/11/2020, 07:34 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - "Kita ini negara penghasil kulit sapi terbaik di dunia," begitu kata Agung D. Kurnianto saat memulai perbincangan dengan Kompas.com tentang usahanya, Revolt Industry.

Kulit sapi memang menjadi bahan baku paling krusial dalam bisnis yang Agung geluti. Bisnis dengan brand "Revolt Industry" ini merupakan usaha lokal asal Surabaya, berfokus pada aksesoris pria berupa barang-barang berbahan dasar kulit.

Ide bisnis ini bermula pada 2012, ketika Agung bersama empat orang temannya terbersit keinginan mau menjadi wirausahawan. Membuat produk kulit olahan menjadi salah satu ide lantaran kulit sapi Jawa merupakan yang terbaik di kelasnya.

Baca juga: Omzet Terpukul Pandemi, Pengusaha Minuman Ini Banting Setir Jual Ikan Cupang

Alasan lainnya, kulit sapi jawa tidak dikelola dengan baik dan kerap disebut sebagai sampah. Pengrajin kulit sapi dari Indonesia cenderung memproduksi barang-barang berbahan dasar kulit sapi untuk dijual ke luar negeri. Setelah kembali ke Indonesia, produk menjadi lebih mahal hingga 8 kali lipat.

"Dibikin di Indonesia, dicap di Indonesia, dibawa ke luar, dijual 8 kali lipat lebih mahal. Kita ingin membuktikan bahwa anggapan brand lokal tidak sebaik dibanding barang di mal, itu salah," kata Agung saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (31/10/2020).

Baru lulus kuliah saat mulai merintis bisnis tahun 2014 silam, lima sekawan ini tentu keterbatasan modal. Mereka akhirnya patungan untuk modal awal usaha. Jumlahnya tak sampai Rp 50 juta, masing-masing hanya sekitar Rp 7 juta. Uang tersebut digunakan untuk menyewa salah satu garasi milik temannya.

Agung bercerita, semua pelajaran diserap dari Youtube. Mulai dari cara menjahit kulit sapi olahan hingga cara pemasaran. Pemasaran paling dasar adalah menawarkan produknya ke keluarga, teman, tetangga, dan kolega terdekat.

Sarana pemasaran online tak dilupakan. Brand Revolt Industry dipasarkan melalui Instagram dan website. Alhasil, produknya diterima dengan baik. Pelanggannya bahkan datang dari luar negeri, seperti Jepang dan Amerika Serikat.

Sedikit demi sedikit, usahanya membuahkan hasil. Klien datang tiada henti, relasi mulai terjalin.

"Kami percaya, kalau usahanya memang sudah passion, otomatis akan effort. Ketika effort lebih, otomatis skill kita juga bertambah. Dari skill, kita bisa dapat salary, berupa channeling, teman, relasi, dan lain-lain," ucap Agung.

Produk Revolt IndustryInstagram Revolt Industry Produk Revolt Industry

Hangus terbakar

Kala itu, Desember 2014. Rumah dan garasi yang menjadi pabrik kecilnya, hangus terbakar. Semua bahan baku, barang jadi, hingga tabungan ludes dalam waktu 15 menit.

Kelimanya kepalang pusing. Bisnis yang mulai tumbuh dan memiliki pelanggan setia itu harus dimulai lagi dari awal.

Beruntung, Revolt sukses membangun relasi sejak awal berdiri. Beberapa pelanggan datang membantu membersihkan garasi yang terbakar dan memberikan dukungan.

Bahkan, pelanggan dari luar negeri berempati mengirimi email dan bertanya apa yang bisa dibantu. Usai bersusah payah mencari bantuan, lima sekawan ini akhirnya mendapat modal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Whats New
3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

Whats New
Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Whats New
10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

Spend Smart
Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Spend Smart
Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Whats New
Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Whats New
Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Whats New
Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Earn Smart
Apa yang Dimaksud dengan Persamaan Dasar Akuntansi?

Apa yang Dimaksud dengan Persamaan Dasar Akuntansi?

Earn Smart
Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com