Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"UKM Kita Bisa Ikut Turut Aktif Menikmati Fasilitas GSP ini...

Kompas.com - 03/11/2020, 11:36 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS) memperpanjang Generalized System of Preferences (GSP) atau fasilitas bea masuk terhadap produk impor asal Indonesia. Fasilitas ini dinilai bakal mendongkrak ekspor produk Usaha Kecil Menengah (UKM) ke AS.

Duta Besar Republik Indonesia untuk AS Muhammad Lutfi menyatakan, perpanjangan GSP akan menggenjot arus perdagangan antar kedua negara. Tentunya ini akan berdampak baik bagi para pelaku usaha di Indonesia,tak terkecuali UKM.

Lantaran, pos-pos tarif yang mendapatkan fasilitas GSP, banyak diproduksi oleh UKM di Indonesia, seperti mebel, perhiasan perak, hand bag, hingga pintu kayu.

"Sehingga ini memastikan bahwa UKM kita bisa ikut turut aktif menikmati fasilitas GSP ini, khususnya yang bergerak di bidang hand bag, pintu kayu, perhiasan," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Senin (2/11/2020).

Baca juga: Kemenkop UKM Ajak UMKM Manfaatkan Fasilitas GSP Ekspor Produk ke AS

Ia mengatakan, saat terjadi disrupsi perdagangan dunia akibat pandemi Covid-19, adanya keringanan bea masuk hingga nol persen di pasar AS tentu membawa angin segar bagi eksportir di Tanah Air. GSP menjadi insentif yang tepat bagi produk-produk primadona Indonesia.

"Termasuk bagi sektor UKM untuk bersaing di pasar AS," kata dia.

Lutfi mengatakan, pada 2019 nilai ekspor Indonesia dengan fasilitas GSP mencapai 2,61 miliar dollar AS atau setara 13,1 persen dari keseluruhan ekspor Indonesia ke AS yang berjumlah 20,1 miliar dollar AS.

Sementara untuk periode Januari-Agustus 2020, nilainya berjumlah 1,87 miliar dollar AS atau naik 10,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Namun, selama ini dari 3.572 pos tarif yang mendapatkan fasilitas GSP, tercatat baru 729 pos tarif atau hanya 20,4 persen yang menggunakan tarif nol persen ke pasar AS. Sisanya, hampir 80 persen belum dimaanfaatkan.

Oleh sebab itu, ia memastikan, pemerintah dan pemangku kepentingan terkait akan mendorong pemanfaatan GSP tersebut. Sosialisasi yang intensif akan dilakukan kepada para eksportir Indonesia.

Selain itu, disusun pula road plan yang fokus pada skema 5+7+5 untuk meningkatkan perdagangan ke AS. Terdiri dari 5 produk utama, mencakup apparel atau pakaian, produk karet, alas kaki, elektronik, dan furniture.

Lalu 7 produk potensial mencakup produk kayu, travel goods, produk kimia lainnya, perhiasan, mainan, rambut artifisial, dan produk kertas. Serta 5 produk strategis mencakup produk mesin, produk plastik, suku cadang otomotif, alat optik dan medis, serta produk kimia organik.

Lutfi menekankan, fasilitas GSP sangat penting dalam membantu produk-produk ekspor unggulan Indonesia dapat terus kompetitif di pasar AS yang memang dikenal memiliki tingkat persaingan yang tinggi.

"Apalagi selama ini AS merupakan pasar ekspor non-migas terbesar kedua di dunia bagi Indonesia," ujar dia.

Baca juga: AS Perpanjang Fasilitas GSP RI, Luhut Optimis Kinerja Ekspor Meningkat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com