JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan indikator konsumsi rumah tangga pada kuartal III-2020 membaik, namun masih agak tertahan.
Bendahara Negara itu menjelaskan, perbaikan pertumbuhan konsumsi rumah tangga terjadi karena ada dorongan dari belanja pemerintah dalam bentuk bantuan sosial. Sementara, masyarakat kelas menengah yang tidak menjadi sasaran bansos cenderung menahan konsumsi mereka.
"Konsumsi kelas menengah atas masih terbatas karena kondisi Covid-19 memang belum berakhir," ujar Sri Mulyani ketika memberikan penjelasan dalam konferensi pers terkait pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020, Kamis (5/11/2020).
Baca juga: Indonesia Resmi Resesi, Apakah Akan Ada Gelombang PHK Besar-besaran?
Badan Pusat Statistik (BPS) menjelaskan, konsumsi rumah tangga sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi masih minus 4,04 persen (yoy), sedikit membaik dibandingkan kuartal II 2020 sebesar minus 5,52 persen (yoy).
Meski membaik, namun konsumsi rumah tangga ini juga menjadi penyebab utama pertumbuhan ekonomi minus hingga 3,49 persen (yoy) di kuartal III. Sebab kontribusi konsumsi ke PDB sebesar 57 persen.
"Karakteristik konsumsi kelas menengah ke atas didominasi barang dan jasa yang sensitif terhadap mobilitas. Dengan adanya Covid-19 mobilitas terbatas, maka konsumsi menengah atas menjadi tertahan," ujar dia.
Untuk diketahui, realisasi laju perekonomian pada kuartal III tercatat kembali minus, yakni 3,49 persen setelah sebelumnya sempat terperosok cukup dalam, yakni sebesar 5,32 persen.
Dengan demikian, Indonesia resmi menyusul negara-negara lain di dunia masuk ke jurang resesi.
Baca juga: Indonesia Resmi Resesi, IHSG Justru Melesat 3,04 Persen
Namun demikian Sri Mulyani menilai kinerja perekonomian tersebut telah menunjukkan perbaikan.
"Hal ini lebih baik dari triwulan sebelumnya yang sebesar 5,32 persen, menunjukkan proses pemulihan ekonomi dan pembalikan arah dari aktivitas ekonomi nasional menunjukkan ke arah zona positif," ujar dia.
Menurut dia perbaikan utamanya ditopang dari sisi produksi.
Perbaikan dari sisi produksi ditopang oleh pertumbuhan positif belanja pemerintah sebesar 9,76 persen.
"Penyerapan belanja negara yang mengalami akselerasi atau peninkagatan pada kuartal III ini sampai akhir September yaitu pada periode akhir kuartal III tumbuh 15,5 persen. Terutama ditopang oleh realisasi bantuan sosial dan dukungan untuk dunia usaha terutama usaha menengah kecil," kata Sri Mulyani.
Baca juga: Jakarta Jadi Provinsi dengan Pengangguran Terbanyak di Indonesia
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.