Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Wacana Neo Banking, Bank BUKU II Dinilai Perlu Cari "Jodoh"

Kompas.com - 17/11/2020, 18:31 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Aviliani menilai menilai, bank BUKU II perlu mencari "jodoh" untuk melakukan konsolidasi dengan bank BUKU III atau bank BUKU IV di tengah wacana neo banking.

Adapun bank BUKU II adalah bank dengan modal inti hingga Rp 5 triliun, bank BUKU III bermodal inti Rp 5-30 triliun, sementara bank BUKU IV bermodal inti lebih dari Rp 30 triliun.

Aviliani menyebut, konsolidasi diperlukan agar bank BUKU II memiliki ekosistem sebagai kunci neo banking, yakni bank yang segalanya serba digital (branchless). Sebab, belanja modal (capital expenditure/capex) untuk neo banking terlampau mahal.

"Terutama kalau mereka tidak mampu investasi, maka mereka mulai cari jodoh (konsolidasi), mulai dari akuisisi atau menjadi bagian KUB (kelompok usaha bank)," kata Aviliani dalam Webinar Infobank, Selasa (17/11/2020).

Baca juga: Tanpa Kerja Sama dengan Bank, Fintech Dinilai Sulit Tumbuh Besar

Aviliani mengungkapkan, permodalan yang dikucurkan untuk bank BUKU II pun nampaknya belum cukup membuatnya mampu bertahan saat bank besar lain menggodok neo banking.

Sebab bagaimanapun, pendapatan non-bunga (fee based income) akan terserap oleh bank-bank besar yang mempunyai ekosistem, yang notabene akan menggarap neo banking.

Jalan satu-satunya adalah, bank BUKU II harus masuk ke dalam ekosistem tersebut melalui jalur anorganik (konsolidasi).

"Fee based income-nya akan terancam dengan adanya neo bank. Saat ini terlihat bank BUKU III dan IV sudah (mulai) neo bank," tutur Aviliani.

Konsolidasi, lanjut Aviliani, semakin diperlukan mengingat bank BUKU III dan bank BUKU IV sudah mendominasi 80 persen dana, aset, dan kredit masyarakat.

Di lihat dari sisi potensi, bank yang memiliki ekosistem akan lebih mampu menjadi neo bank ketimbang bank tanpa ekosistem.

Pasalnya pada tahun 2030 diperkirakan, perilaku masyarakat akan berubah. Mereka akan cenderung memakai satu akun yang bisa mengakses berbagai kebutuhan finansial, dari menabung, berbelanja, hingga investasi.

"Jadi yang perlu dipikirkan adalah, walaupun BUKU II nanti tetap mampu bertahan dalam konsolidasi perbankan, tapi mereka perlu dipikirkan ke mana akan kena dampak dari neo bank ini," pungkas Aviliani.

Baca juga: Pemerintah Sudah Cairkan BLT Subsidi Gaji Termin II ke 8 Juta Rekening

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com