Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chatib Basri: Masyarakat Kelompok Bawah Paling Banyak Belanja saat Pandemi

Kompas.com - 02/12/2020, 19:15 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom sekaligus Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, pandemi Covid-19 telah mengubah pola konsumsi masyarakat. Belanja paling banyak dilakukan oleh masyarakat kelas bawah ketimbang kelas atas.

Ia menjelaskan, pada masa pandemi sebagian besar sektor ekonomi tertekan, namun yang relatif baik kondisinya adalah sektor makanan dan minuman, yang merupakan sektor esensial pemenuh kebutuhan pokok.

"Karena orang kan tidak mungkin kurangi makanan, tapi kalau yang bersifat non-esensial seperti restoran, hotel, dan transportasi itu drop signifikan," ujarnya dalam webinar mengenai perekonomian pasca Covid-19, Rabu (2/12/2020).

Baca juga: Di Jawa Tengah, 86,2 Persen Usaha Mikro Kecil Terdampak Pandemi Covid-19

Di sisi lain, porsi belanja terbesar kelompok masyarakat kelas bawah dari pendapatannya adalah makanan. Sehingga sepanjang pandemi, kelompok ini terus menggunakan dana yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan pangan.

"Kalau orang semakin kaya, maka porsi dari belanja non-esensialnya itu semakin tinggi. Tapi kalau orang semakin miskin, maka ketika punya uang dia akan belikan makanan," jelas Chatib yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama Bank Mandiri.

Sementara itu, dalam riset yang dilakukan Bank Mandiri menunjukkan bahwa dari kondisi normal atau dengan skala 100 persen, belanja masyarakat kelas bawah di saat pandemi turun menjadi 84 persen.

Angka itu lebih tinggi ketimbang belanja masyarakat kelas atas di masa pandemi, yakni dari kondisi normal turun menjadi 70 persen. Artinya penurunan belanja lebih dalam terjadi di masyarakat kelas atas.

"Yang menarik adalah yang belanja itu kelompok bawah, yang kaya itu enggak belanja, karena dia kurangi konsumsi non-esensialnya," kata dia.

Baca juga: Sri Mulyani: Pandemi Covid-19 Pukul Industri Migas

Chatib menjelaskan, belanja non-esensial masyarakat kelas atas memang cenderung bersifat tersier seperti traveling, barang mewah, bahkan properti. Di mana barang-barang tersebut tak bisa didapat dengan mengandalkan belanja online.

Oleh sebab itu, untuk mendorong pemulihan ekonomi Indonesia, pemerintah perlu menjaga daya beli masyarakat kelompok bawah lewat pemberian bantuan sosial (bansos), seperti berupa bantuan langsung tunai (BLT) dan program keluarga harapan (PKH).

Di sisi lain, perlu juga mendorong belanja masyarakat kelompok atas yang memang daya belinya tetap terjaga di tengah pandemi. Hal ini dapat dilakukan dengan menjamin penanganan pandemi yang baik.

"Jadi yang mesti dilakukan itu supaya kelompok yang miskin ini, yang bawah, bisa tetap belanja dengan bansos, dan meng-ecourage yang menangah atas supaya belanja," tutup Chatib.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com