Salah seorang penerima Kartu Prakerja Stevenly Rio Loginsi berbagi pengalamannya. Awalnya, dia bekerja sebagai petugas keamanan di sebuah perusahaan swasta di Manado, Sulawesi Utara.
Namun, badai pandemi menerpa tempatnya bekerja sehingga perusahaan itu harus ditutup. Rio pun kehilangan pekerjaan.
“Saya hidup dari pesangon yang diberikan. Tapi kian hari kian bulan, uang makin menipis untuk mencukupi kebutuhan istri dan dua anak saya,” kenangnya.
Baca juga: Ini Kelompok Prioritas Vaksinasi Covid-19 Menurut Menko Airlangga
Sebuah malam memberinya jawaban. Saat itu, Rio mendapat informasi di media sosial mengenai pembukaan gelombang ketiga Kartu Prakerja.
Dia pun mendaftar dan lolos menjadi penerima Kartu Prakerja pada Mei 2020. Dia juga mengikuti pelatihan memasang iklan di Facebook dan Instagram melalui Sekolahmu.
Tak lama, Rio mendengar informasi ada sebuah perusahaan seluler mencari tenaga kerja. Pada saat wawancara, Rio menyertakan sertifikat pelatihan yang diikutinya dari program Kartau Prakerja.
Dia pun diterima dengan posisi sebagai desainer untuk membuat aneka promosi perusahan.
“Saldo pelatihan sebesar Rp 1 juta saya manfaatkan benar, termasuk kemudian mengambil pelatihan photoshop yang sangat berguna bagi pekerjaan saya,” urainya.
Baca juga: Kartu Prakerja Dipastikan Lanjut di 2021, Peserta Tahun Ini Tak Bisa Ikut Lagi
Karier Rio pun terus berkembang. Kantor barunya memberi promosi menjadi supervisor, membawahi beberapa staf lainnya.
“Saya terus mengasah keterampilan diri dengan memanfaatkan dana pelatihan yang ada. Saya pilih pelatihan ‘Panen Orderan Melalui Internet’ untuk mengoptimalkan pemasaran produk dari perusahaan. Cukup duduk di kantor, pembeli datang. Itulah gunanya pelatihan ini,” jelasnya.
Selain bertemu Menko Perekonomian sekaligus Ketua Komite Cipta Kerja, para alumni Kartu Prakerja dijadwalkan beraudiensi dengan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang menjabat sebagai Wakil Ketua Komite Cipta Kerja.
Para alumni ini juga berkunjung ke mitra pembayaran maupun platform digital yang bekerja sama menyukseskan perjalanan tahun pertama program ini.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menegaskan, pelaksanaan program Kartu Prakerja tepat sasaran.
“Survei Angkatan Kerja Nasional BPS pada Agustus 2020 menemukan sebanyak 88,9 persen penerima Kartu Prakerja merasa bahwa program ini meningkatkan keterampilan kerja mereka,” ungkapnya.
Sementara itu, Survei Evaluasi yang dilakukan Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja dengan responden lebih dari 4 juta menemukan, 62 persen penerima Kartu Prakerja belum pernah menerima pelatihan atau kursus dalam bentuk apa pun.
Selain dana pelatihan sebesar Rp 1 juta per orang, insentif senilai Rp 600.000 yang diberikan empat kali dalam empat bulan juga dianggap sangat membantu kondisi penerima Kartu Prakerja dalam situasi ekonomi seperti ini.
Baca juga: Panduan Bagi Peserta Kartu Prakerja Gelombang 11 Agar Kepesertaan Tak Dicabut
“Sebanyak 95 persen penerima Kartu Prakerja menggunakan dana insentif untuk pembelian bahan pangan, 75 persen untuk kebutuhan listrik dan air, serta 71 persen untuk tambahan modal usaha. Ini fakta yang sangat menggembirakan,” tegas Denni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.