Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2020: Setahun Urusan Investasi di Tangan Luhut, Lobi-lobi hingga ke Gedung Putih

Kompas.com - 27/12/2020, 11:12 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun 2020 menjadi tahun pertama bidang investasi tak lagi di bawah Kementerian Koordinator Perekonomian, namun justru di bawah kewenangan Kementerian Koordinator Kemaritiman.

Sejak akhir 2019, Presiden Joko Widodo mengubah nomenkelatur Kementerian Koordinator Kemaritiman menjadi Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi.

Hal itu memberikan tambahan kewenangan kepada Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Kabinet Indonesia Maju. Ia tak hanya mengurusi bidang kelautan dan perikanan, pariwisata, energi, dan transportasi saja, namun juga investasi.

Setahun bidang investasi di bawah Luhut, realisasi investasi naik-turun. Hal tersebut bisa dilihat dari data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Baca juga: Maskapai Bawa Penumpang Positif Covid-19, Siapa yang Harus Tanggung Jawab?

Data

Pada kuartal I-2020, realisasi investasi mencapai Rp 210,7 triliun, atau tumbuh 8 persen dibandingkan periode yang sama 2019. Lonjakan realisasi investasi tersebut justru ditopang oleh penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp 112,7 triliun, tumbuh 29,3 persen.

Sementara itu, penanaman modal asing (PMA) kuartal I-2020 hanya Rp 98 triliun. Angka tersebut anjlok 9,2 persen dibandingkan periode yang sama 2019.

Namun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi di kuartal I-2020 tercatat hanya tumbuh 1,70 persen secara tahunan. Angka itu ini lebih rendah dari pertumbuhan di kuartal I-2019 yang sebesar 5,03 persen.

Pada kuartal II-2020, BKPM mencatat realisasi investasi Indonesia sebesar Rp 191,9 triliun sepanjang April-Juni 2020. Realiasi di kuartal II-2020 itu mengalami penurunan 4,3 persen dibandingkan periode yang sama pada 2019.

Menurut Kepala BKPM Lahadalia dalam konferensi pers virtual, Rabu (22/7/2020), penurunan realisasi investasi tersebut disebabkan dampak pandemi Covid-19.

"Kondisi Covid-19 ini sangat berat, kami harus akui kuartal II-2020 ini periode yang berat," ujarnya.

Baca juga: Kaleidoskop 2020 : Listrik Gratis untuk Redam Dampak Pandemi

Anjloknya pertumbuhan investasi kuartal II-2020 juga tercatat oleh BPS. Investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada kuartal II-2020 terkontraksi cukup dalam. Hitungan BPS, PMTB justru minus 9,16 persen secara tahunan.

Sedangkan pada kuartal III-2020, BKPM mencatat ada kenaikan realisasi investasi. Realisasi investasi kuartal III-2020 Rp 209 triliun, tumbuh 1,6 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Meski begitu. BPS mencatat PMTB masih minus 6,48 persen pada kuartal III-2020.

Rendahnya pertumbuhan investasi ikut menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 2020.

Hal ini membuat Presiden Joko Widodo sempat menegur Luhut Binsar Pandjaitan serta Bahlil Lahadalia.

"Saya sudah mewanti-wanti kepada Kepala BKPM dan Menko Marves agar paling tidak di kuartal III ini bisa minus di bawah 5, tapi ternyata belum bisa," tutur dia.

Baca juga: Luhut Ingin Lebih Banyak Investor China di Kawasan Danau Toba

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com