Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Tenaga Kerja Industri Manufaktur Turun 1,45 Juta Akibat Pandemi

Kompas.com - 28/12/2020, 14:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang mengatakan, pandemi Covid-19 telah berdampak buruk pada industri manufaktur. Jumlah tenaga kerja pada sektor ini turun 1,45 juta secara tahunan.

"Salah satu dampak pandemi Covid-19 adalah terjadinya penurunan tenaga kerja di sektor industri," ujar dia dalam konferensi pers akhir tahun 2020 secara virtual, Senin (28/12/2020).

Ia menyebutkan, hingga Agustus 2020 jumlah tenaga kerja di sektor industri manufaktur sebanyak 17,48 juta atau menyerap sekitar 13,6 persen dari total tenaga kerja secara nasional.

Jumlah itu menurun tajam jika dibandingkan tenaga kerja di Agustus 2019 yang sebanyak 18,93 juta atau menyerap sekitar 14,96 persen dari total tenaga kerja secara nasional.

"Jadi turun kira-kira 1 jutaan penyerapan tenaga kerja industri manufaktur dibandingkan tahun lalu. Tentu ini akibat Covid-19," kata dia.

Baca juga: Pesawat N219 Akhirnya Dapat Sertifikat, Kemenhub Langsung Memesan

Agus mengakui, kinerja industri manufaktur memang sedang menurun akibat pandemi. Hal ini tercermin dari Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang anjlok setelah masuknya virus corona ke dalam negeri.

Ia mengatakan, pada Januari-Februari 2020 PMI manufaktur Indonesia mencatat rekor di angka 51,9. Namun, masuknya Covid-19 pada awal Maret 2020 membuat PMI manufaktur turun ke level 45,3.

"Kemudian pada April 2020 bahkan drop ke 27,5," kata dia. 

Jika dilihat dari indikator perekonomian nasional, pada kuartal I-2020 industri pengolahan nonmigas tumbuh 2,01 persen, melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kinerjanya semakin turun dengan terkontraksi di minus 5,74 persen pada kuartal II-2020.

Akibat turunnya produktivitas di masa pandemi, lanjut Agus, utilisasi industri pengolahan nonmigas berkurang hingga 59 persen sepanjang April-November 2020. Bahkan sepanjang Maret-Agustus 2020, rata-rata utilisasi industri berada di bawah 50 persen untuk beberapa sektor dan subsektor.

"Padahal bila dibandingkan dengan tahun lalu atau sebelum Covid-19, utilisasi dari industri itu rata-rata sebesar 76,29 persen. Jadi, kita bisa lihat penurunannya cukup drastis setelah masuknya Covid-19 ke Indonesia," pungkas Agus.

Baca juga: Kementan Perkirakan Harga Beras Stabil hingga Maret 2021

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com