Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembatasan Kegiatan di Jawa-Bali, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2021 Bisa Negatif?

Kompas.com - 07/01/2021, 15:07 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom menilai kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat di wilayah Jawa dan Bali selama dua pekan atau 11-25 Januari 2021 bakal berdampak pada kontraksi ekonomi.

Direktur Eksekutif Institute for Development on Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad memperkirakan, pembatasan tersebut akan membuat pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2021 menjadi negatif.

"Jelas pasti perekonomian akan kembali jatuh di kuartal I-2021, saya kira akan negatif, karena kan perbandingan secara tahunan dengan kuartal I-2020, yang waktu itu masih positif 2,97 persen," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (7/1/2021).

Baca juga: Airlangga Optimistis Perekonomian Membaik Meski Ada Pengetatan Pembatasan Kegiatan

Menurut dia, dampak dari penerapan pembatasan selama dua pekan tersebut belum terlalu signifikan pada angka pertumbuhan ekonomi keseluruhan tahun 2021. Kecuali, dilakukan perpanjangan pembatasan setelahnya.

"Kalau diperpanjang sampai satu bulan, baru mulai gejala-gejalanya (ekonomi) akan luar biasa besar," imbuh Tauhid.

Meski demikian, dia belum bisa menyebutkan angka pasti dari perkiraan laju ekonomi yang akan dicapai pada kuartal I-2021 dengan adanya pembatasan. Lantaran, kebijakan ini baru saja ditetapkan oleh pemerintah.

Tauhid menjelaskan, pada dasarnya sesuai pola tahunan, pertumbuhan ekonomi di kuartal I memang selalu lebih rendah dari kuartal lainnya. Sementara momentum puncak pertumbuhan ekonomi umumnya ada di kuartal II.

Oleh sebab itu, dengan penerapan pembatasan kegiatan tentu akan semakin memberikan tekanan ekonomi pada kuartal I, yang memang secara musiman kinerjanya cenderung rendah.

"Kuartal I biasanya nanjak tapi agak sedikit lambat, dan kalau lihat fomulasinya saat ini, memang kemungkinan akan di posisi negatif, agak mengalami perlambatan," ujar dia.

Ia menjelaskan, pembatasan kegiatan masyarakat di Jawa-Bali memang cukup berdampak pada perekonomian nasional karena kedua wilayah memiliki kontribusi yang cukup besar pada produk domestik bruto (PDB). Jawa mencapai 59 persen dan Bali 3 persen.

Selain itu, kegiatan ekonomi Jawa-Bali juga memiliki pengaruh multiplier effect ke wilayah lainnya di Indonesia, baik dalam hal industri, perdagangan, hingga transportasi.

"Jadi ketika Jawa dan Bali itu alami penurunaan akibat adanya hambatan dari pembatasan, otomatis yang harus dipikirkan pemerintah juga daerah-daerah lainya," kata dia.

Baca juga: Ada PSBB, OJK Pastikan Industri Keuangan Tetap Beroperasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com