Oleh: Laili Irawati, SPsi dan Dr Rostiana, MSi, Psi
BEKERJA dari rumah menjadi bagian kenormalan baru di masa pandemi Covid-19 ini. Dengan adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB), perusahaan membagi karyawannya agar sebagian tetap bekerja dan bisnis dapat terus berjalan meskipun dilakukan dari rumah.
Kemajuan teknologi memungkinkan hal itu untuk dapat dilakukan, namun di saat yang sama juga membuat seseorang sulit untuk melepaskan diri dari pekerjaan.
Batasan antara pekerjaan dengan kehidupan pribadi seolah menghilang dengan tidak adanya perpindahan fisik dari kantor ke rumah. Akibatnya, kehidupan pribadi menjadi terganggu dengan pekerjaan.
Dampak dari batasan pekerjaan dengan kehidupan pribadi yang semakin menghilang, kualitas hidup pekerja akan terganggu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan pentingnya kualitas hidup dengan mendefinisikan sehat sebagai keadaan fisik, mental dan sosial. Tidak hanya kondisi tanpa penyakit atau kelemahan.
Baca juga: Kasus Fraud Meningkat Selama WFH, Cegah dengan 5 Hal ini
Kualitas hidup mencakup banyak aspek di antaranya fisik, psikologis, kemandirian, hubungan sosial, lingkungan dan keyakinan spiritual.
Pada aspek fisik, bisa terbebas dari rasa sakit, memiliki energi untuk beraktivitas, beristirahat yang cukup dan tidur yang berkualitas berarti memiliki kualitas hidup yang baik. Adapun pada aspek psikologis, memiliki pemikiran yang positif.
Jika selalu terhubung dengan pekerjaan, kualitas hidup pekerja menjadi terpengaruh karena terganggunya waktu istirahat dan keseimbangan antara pekerjaan dengan kehidupan pribadi.
Untuk dapat tetap mempertahankan kualitas hidup yang baik, seseorang perlu memiliki modal yang baik.
Ada beberapa prediktor kualitas hidup, yaitu lingkungan kerja yang baik, karakter individu itu sendiri dan lingkungan kerja.
Sebuah penelitian di tahun 2019 yang dilakukan pada 128 karyawan bidang teknologi informatika menemukan bahwa model karakteristik pekerjaan terutama yang berkaitan dengan umpan balik dan identitas tugas memengaruhi kualitas hidup pekerja.
Model karakteristik pekerjaan adalah teori yang dicetuskan oleh Hackman dan Oldham. Teori ini didasarkan pada gagasan bahwa tugas itu sendiri adalah kunci motivasi karyawan.
Teori tersebut menetapkan lima karakteristik pekerjaan yang diperkirakan bermanfaat bagi keadaan psikologis individu dan hasil pekerjaan.
Karakteristik yang pertama adalah variasi keterampilan, yaitu sejauh mana pekerjaan menuntut aktivitas yang berbeda dalam pelaksanaan tugas.