“Investor jangan menelan mentah-mentah informasi saham yang disampaikan influencer atau publik figur bisa berakibat fatal, apalagi informasi itu disampaikan oleh influencer atau publik figur yang tergolong baru dalam mengenal saham,” jelas Paramita beberapa waktu lalu.
Paramita juga mengingatkan prinsip high return high risk. Umumnya publik figur hanya menunjukkan sisi yang menyenangkan, yakni memperlihatkan cuan besar yang didapatkannya, tetapi abai dengan potensi kerugian yang ada di baliknya.
Oleh sebab itu, saat menghadapi rekomendasi-rekomendasi saham dari influencer atau publik figur maka wajib hukumnya untuk selalu ingat prinsip dalam investasi saham yakni high return high risk.
Di sisi lain, pada dasarnya membeli saham bukan karena rumor, anjuran, rekomendasi, ikut-ikutan teman atau pengaruh influencer dan publik figur.
Baca juga: Pemerintah Tambah 8 Aturan Turunan UU Cipta Kerja
Sebaiknya, saham yang dianjurkan, harus dianalisis dengan dua ilmu analisis yang dianjurkan dalam investasi saham yakni analisis fundamental dan teknikal.
Maraknya rekomendasi saham influencer juga diikuti dengan kabar, bayak netizen yang mengeluh karena saham yang ia beli tidak menguntungkan, bahkan auto reject bawah (ARB) berhari-hari. Ini diperkeruh dengan pembelian saham yang dilakukan menggunakan uang panas, seperti pinjaman, uang belanja, uang sekolah anak dan lain sebagainya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.