Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polusi Bahan Bakar Fosil Bunuh 8,7 Juta Orang Per Tahun, Benarkah?

Kompas.com - 10/02/2021, 11:04 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

JAKARTA, KOMPAS.com - Dunia tengah berupaya memperlambat proses pemanasan global yang berfokus pada energi-energi ramah lingkungan.

Salah satu yang tengah diminimalisasi adalah bahan bakar fosil yang rupanya berbahaya di masa depan jika digunakan terus-menerus.

Mengutip Bloomberg, Rabu (10/2/2021), penelitian baru menunjukkan, ada konsekuensi yang mematikan dari penggunaan bahan bakar tersebut.

Polusinya bisa menyebabkan sekitar 8,7 juta orang mengalami kematian dini per tahun. Sebuah angka yang dua kali lipat lebih besar dibanding polusi partikel halus dan tiga kali lipat dari kematian HIV/AIDS, tuberkolusis, ataupun malaria pada tahun 2018.

Baca juga: 4 Cara Meningkatkan Penjualan Bisnis Grosir

Penelitian itu dilakukan oleh ilmuwan AS dan Inggris yang diterbitkan dalam Environmental Research.

Temuan menemukan, polusi akibat bahan bakar fosil pada konsentrasi yang rendah pun lebih mematikan dari proyeksi sebelumnya, sekalipun kualitas udara telah meningkat di banyak negara, terutama negara-negara maju.

Di AS misalnya, ada sekitar 350.000 kematian dini akibat polusi bahan bakar fosil. Angka ini naik dari perkiraan sebelumnya, di rentang 100.000-150.000 kematian dini.

Artinya, negara pejuang ramah lingkungan, terutama daerah miskin dan tertinggal, memiliki lebih banyak PR karena polusi lebih terkonsentrasi.

Metode yang dipakai dalam penelitian baru ini meningkat dari metode sebelumnya sehingga hasil temuan lebih sempurna.

Baca juga: Ini Pentingnya Holding Pembiayaan Ultra Mikro untuk UMKM

Peneliti menggunakan cukup data mengenai efek kesehatan nyata PM?.? dan jenis partikulat udara paling mematikan yang terdiri dari partikel lebih kecil dari 2,5 juta meter.

Para ilmuwan juga membuat perbaikan metodologi lainnya, termasuk hubungan yang lebih erat antara tingkat polusi udara dan pengaruhnya di berbagai wilayah dari survei penelitian komprehensif di seluruh dunia.

Hasilnya menggarisbawahi fakta yang tidak ada dalam banyak debat dan diskusi publik tentang perubahan iklim.

Direktur Pusat Kesehatan Iklim dan Lingkungan Global di Harvard, Aaron Bernstein familiar dengan penelitian tersebut, meski tidak terlibat di dalamnya. Dia memahami bahwa polusi dari bahan bakar fosil sudah membunuh jutaan orang saat ini.

“Saya seorang dokter anak. Saat saya mengasuh seorang anak yang kesulitan bernapas karena menghirup udara yang tercemar, orang tua dari anak itu mungkin sangat prihatin dengan dunia tempat anak mereka akan tumbuh dan menjalani kehidupannya," pungkas Bernstein.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com