2. Kenali profil risiko Anda
Jika Anda termasuk orang yang berani mengambil risiko, senang dengan tantangan, bisa memilih saham sebagai instrumen investasi. Tetapi, sebaliknya.
Bila Anda merupakan tipikal orang yang cari aman, maunya untung, tidak mau rugi besar, dapat membeli SBN, seperti SBR, ORI, sukuk negara. Sebab investasi pada instrumen tersebut, dijamin bunga dan pokoknya oleh negara. Jadi, tidak ada risiko gagal bayar.
Satu hal yang perlu Anda ingat bahwa setiap investasi pasti ada risikonya, walau tingkatannya rendah atau kecil. Kalau mau untung besar, tentu berbanding lurus dengan risikonya.
3. Lakukan diversifikasi produk
Dalam investasi, jangan hanya mengandalkan satu instrumen saja untuk meminimalisir kerugian. Contohnya jika sudah investasi surat berharga saham, Anda perlu melakukan diversifikasi produk dengan investasi pada instrumen yang rendah risiko, misalnya emas.
Kalau harga saham lagi rontok, emas termasuk investasi safe haven, jadi Anda tidak terlalu rugi besar. Dengan kata lain, seperti subsidi silang.
Atau saat Anda cuan dari saham, hasilnya dapat digunakan lagi untuk membeli ORI. Dengan demikian, Anda dapat meminimalisir kerugian bila suatu saat harga saham sedang anjlok.
Bisa juga hasil dari investasi untuk modal usaha, sehingga dapat memberi keuntungan lagi untuk mewujudkan tujuan investasi Anda.
Baca juga: Ini Rincian Biaya Pasang Listrik Baru PLN Terkini
4. Selalu update informasi terbaru
Informasi yang berkaitan dengan perekonomian, politik, dan sosial biasanya akan berdampak langsung pada instrumen investasi surat berharga. Jadilah investor yang rajin membaca agar tidak ketinggalan informasi terkini dari dalam maupun luar negeri.
Anda bisa mendapatkan informasi dari media massa, media sosial, internet, dan lainnya. Dengan begitu, Anda dapat mengambil keputusan yang tepat untuk investasi Anda.
Konsisten Menyisihkan Uang
Memulai investasi, berarti Anda harus siap dengan dananya. Anda mesti konsisten menyisihkan uang untuk investasi.
Maka dari itu, berinvestasi lah sesuai kemampuan. Jika Anda mampunya menyisihkan 10% dari gaji setiap bulan, tak mengapa, yang penting rutin.
Toh memulai investasi tidak harus langsung modal besar. Dimulai dari modal kecil dulu. Daripada bela-belain utang buat investasi, lalu rugi, malah jadi beban keuangan.
Baca juga: Ini Alasan Kripto Semakin Diminati Jadi Instrumen Investasi
Artikel ini merupakan hasil kerja sama antara Kompas.com dengan Cermati.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Cermati.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.