Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Juta Anak Terancam Jatuh Miskin Jika Bansos Dihentikan

Kompas.com - 05/03/2021, 06:56 WIB
Mutia Fauzia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 memberikan dampak meluas dan merata terhadap hampir keseluhan penduduk Indonesia.

Namun demikian, dampak Covid-19 paling dirasakan oleh kelompok penduduk menengah ke bawah.

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh The SMERU Research Institute, bersama dengan UNICEF menunjukkan, anak-anak pun terdampak signifikan oleh pandemi.

Baca juga: Daya Beli Masyarakat Miskin Tertekan, Pemerintah Diminta Tingkatkan Efisiensi Penyaluran Bansos

Meski, sebenarnya anak-anak cenderung lebih terhindar dari virus.

Bahkan, menurut riset tersebut, dengan meningkatnya jumlah keluarga yang rentan miskin, maka dua juta anak berisiko jatuh ke jurang kemiskinan bila pemerintah menghentikan program bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat.

"UNICEF sudah memperkirakan lebih dari 2 juta anak di Indonesia akan jatuh ke kemiskinan jika bantuan sosial terhadap rumah tangga dihentikan pada 2021," ujar Deputi Direktur The SMERU Research Institute Athia Yumna dalam webinar, Kamis (5/3/2021).

Athia mengatakan, anak-anak cenderung mengalami kehilangan atas banyak hal selama pandemi.

Misalnya saja pendapatan keluarga yang menurun hingga kemampuan belajar yang juga mengalami penurunan akibat kegiatan belajar yang dilakukan di rumah selama masa pandemi.

Baca juga: BPS Sebut Bansos Bantu Tekan Lonjakan Angka Kemiskinan

Sebanyak 57,3 persen rumah tangga dengan anak yang terlibat dalam survei dengan judul 'Analisis Dampak Sosial dan Ekonomi Pandemi terhadap Rumah Tangga di Indonesia' menyatakan, akses terhadap koneksi internet merupakan salah satu tantangan utama bagi anak mereka belajar di rumah.

"Pembelajaran daring, internet menjadi perhatian, terutama dari pedesaan dan keterbatasan perangkat, sementara anak-anak kaya cenderung memiliki privilage besar," jelas dia.

Di sisi lain, jumlah pekerja anak mengalami peningkatan di masa pandemi.

Namun demikian, Athia tidak merinci rata-rata usia dari anak tersebut, atau tingkat pendidikan dari anak yang bekerja.

"Kami menemukan ada peningkatan anak yang bekerja, 7 persen rumah tangga memiliki anak yang bekerja, 2,5 persen bekerja di saat pandemi," tuturnya.

Baca juga: Kemensos Akui Data Bansos Tak Akurat karena Bertambahnya Warga Miskin Baru

Untuk diketahui, survei ini dilakukan oleh UNICEF, UNDP, Prospera, dan The SMERU Research Institute.

Survei berskala nasional ini dilakukan pada Oktober-November 2020.

Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka kepada 12.216 sampel rumah tangga representatif tingkat nasional yang tersebar di 34 provinsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com