Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Dampak Pandemi, Ini Jurus Coca Cola Amatil

Kompas.com - 15/03/2021, 09:10 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 memukul sebagian besar sektor ekonomi di Indonesia, termasuk industri minuman ringan. Hal ini pula yang dirasakan oleh PT Coca-Cola Amatil Indonesia.

Public Affairs, Communications, & Sustainability Director Coca-Cola Amatil Indonesia, Lucia Karina mengungkapkan, bisnis perusahaan yang selama ini mengandalkan penjualan secara offline sangat terdampak pandemi.

"Tahun lalu kami harus meng-adjust (melakukan penyesuaian) kembali target pencapaian kami, karena benar-benar situasinya abnormal. Pokoknya di kuartal II dan III itu lumayan berat," ujarnya dalam wawancara dengan Kompas.com, dikutip Senin (15/3/2021).

Baca juga: Coca-Cola hingga Honda, Daftar Perusahaan yang Stop Iklan di Facebook

Ia mengatakan, memang sebagian penjualan produk Amatil Indonesia masuk ke dalam industri strategis, seperti supermarket yang dapat terus beroperasi saat pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan di sejumlah wilayah.

Meski demikian, penutupan hotel, restoran, bioskop, dan sekolah turut mempengaruhi kinerja penjualan. Penutupan sejumlah fasilitas umum mendorong rendahnya konsumsi masyarakat terhadap minuman siap saji.

Belum lagi sejumlah toko ritel di wilayah dengan status zona merah atau tingkat kasus Covid-19 yang tinggi, sering kali memilih untuk tutup karena adanya kekhawatiran akan penularan virus.

"Mereka yang di rumah saja juga jadi cenderung untuk bikin beragam minuman sendiri, entah itu teh, kopi, atau lainnya," imbuh dia.

Kondisi ini pun membuat Amatil Indonesia melakukan penyesuaian strategi bisnisnya ke penjualan berbasis digital, sejalan dengan perubahan yang terjadi di masyarakat. Lucia bilang, perusahaan kini sudah memasarkan produknya di beragam e-commerce.

Meski demikian, ia mengakui, penjualan lewat kanal digital saat ini belum berdampak signifikan pada kinerja perusahaan, lantaran kontribusi terbesar masih berasal dari 200 juta general outlet yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Ini memang (penjualan lewat outlet) belum tergantikan sesungguhnya dengan digitalisasi," ungkap dia.

Baca juga: Sah Hubungan Berakhir, Indofood Borong Semua Saham Pepsi di Perusahaan Patungan Senilai Rp 494 Miliar

Namun, Lucia meyakini penjualan lewat kanal digital akan menjadi fokus perusahaan ke depannya, sehingga bisa melengkapi penjualan secara offline. Ia pun optimistis, penjualan di 2021 akan lebih baik dari tahun lalu.

Meski ketidakpastian masih ada, namun dengan adanya program vaksinasi Covid-19 yang mulai berjalan pada tahun ini, ia meyakini pemulihan ekonomi akan mulai terjadi secara bertahap.

"Kami optimistis di 2021, bahwa memang ini bisa kita lalu bersama dengan cepat dan menjadi jauh lebih baik," tutup Lucia.

Baca juga: Terimbas Pandemi, Coca-cola Bakal PHK 2.200 Pegawai di Seluruh Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com